KOMPAS.com - Perkara Johnny Depp yang menggugat mantan istrinya, Amber Heard, menjadi salah satu berita terhangat di seluruh dunia.
Kasus ini bermula dengan gugatan pencemaran nama baik yang dilayangkan Johnny Depp atas sebuah tulisan yang dirilis Amber Heard di The Washington Post.
Di sana, Heard menggambarkan dirinya sebagai "public figure yang mewakili korban kekerasan dalam rumah tangga”.
Memang, artikel itu sama sekali tidak menyebutkan nama Johny Depp.
Namun, karir Depp tetap terpengaruh. Bahkan, dia mengklaim bahwa hal itu membuatnya kehilangan beberapa perannya dalam dunia akting.
Baca juga: Pakar: Kesaksian Emosional Amber Heard Tak Berarti Berbohong
Kasus tersebut kini telah berakhir untuk kemenangan Depp.
Selanjutnya, banyak ahli hubungan yang menyoroti kasus ini dan menyebut apa yang terjadi di tengah Depp dan Heard sebagai toxic relationship.
Beberapa ahli juga menyebut Amber Heard sebagai seorang narsistik, atau kondisi gangguan kepribadian di mana seseorang akan menganggap dirinya sangat penting dan harus dikagumi.
Orang yang narsistik biasanya selalu membuat dirinya terlihat sebagai orang yang menyenangkan dan baik.
Sehingga, kondisi inilah yang lalu dapat membuat pasangannya terjebak dalam hubungan toxic, tanpa sadar.