Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

5 Bahaya Trauma pada Remaja

Kompas.com - 25/07/2022, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Memicu Tindakan Asusila

Gejala lain yang juga bisa muncul dan tidak terlalu diperhatikan adalah kecanduan pornografi. Perilaku ini dilakukan sebagai pengalihan atas rasa stres yang dialami mereka.

Pengalihan yang awalnya bersifat sementara itu pun terus-menerus dilakukan hingga akhirnya berujung pada kecanduan. Tentunya, sesuatu yang berlebihan dilakukan pun menjadi tidak baik.

Seperti yang kita ketahui bahwa pornografi memberikan dampak buruk pada perkembangan kognitif remaja. Ketika melihat pornografi, tubuh akan mengeluarkan hormon dopamin yang kemudian mampu membanjiri prefrontal cortex.

Jika sudah terganggu, akan muncul dampak seperti sulit membedakan baik dan buruk, sulit mengambil keputusan, kurangnya rasa percaya diri, menurunnya daya imajinasi, dan kesulitan merencanakan masa depan.

Baca juga: Bagaimana Jika Pacar Anak Bermasalah?

Tak hanya itu, kecanduan pornografi juga bisa mengakibatkan penyusutan jaringan otak. Tanpa disadari, otak pun otak akan mengalami pengecilan hingga kerusakan permanen.

Kecenderungan untuk Melukai Diri

Menurut penelitian Kitamura dan Nagata (2014), trauma anak juga dapat memicu perilaku bunuh diri dan depresi pada remaja. Tindakan ini adalah puncak dari kesehatan mental mereka yang terganggu dan tak ditangani dengan tepat.

Kecenderungan bunuh diri atau melukai diri yang dilakukan remaja menunjukkan keputusasaan karena terus-menerus dibayangi oleh pengalaman buruk di masa lalu.

Jika remaja sudah menunjukkan kecenderungan perilaku ini, jalan satu-satunya adalah membawa mereka ke psikolog atau psikiater. Nantinya, para profesional akan membantu mereka dengan memberikan terapi dan penanganan yang tepat.

Sebagai orangtua, kita perlu menjaga buah hati dengan sebaik-baiknya. Berikan pengasuhan yang tepat agar anak tak memiliki trauma di masa depannya. Jadikan keluarga sebagai tempat teraman bagi mereka untuk kembali dari kerasnya kehidupan.

Dengarkan kisah lengkap tokoh Bela dan lika-likunya sebagai remaja hanya melalui siniar Tinggal Nama di Spotify. Ada banyak juga cerita-cerita kriminal dan biografi tokoh nasional yang tak kalah seru!

Tunggu apalagi? Yuk, ikuti juga siniarnya agar kalian selalu terinfo tiap ada episode terbarunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com