KOMPAS.com - Beberapa ibu harus melahirkan melalui operasi caesar karena berbagai pertimbangan.
Metode ini dilakukan dengan mengangkat janin dari rahim dengan melakukan operasi di perut ibu.
Biasanya cara ini dipilih karena adanya risiko kehamilan sehingga kelahiran normal alias vagina tidak memungkinkan.
Namun banyak mitos beredar jika operasi caesar sangat menyakitkan sehingga membuat para perempuan was-was.
Baca juga: Perbedaan Melahirkan Metode ERACS dan Operasi Caesar Konvensional
Operasi caesar memiliki beberapa kelebihan seperti persiapannya yang lebih matang dan waktu yang cenderung bisa diprediksi.
Berbeda dengan kelahiran vagina yang lebih sering mendadak karena terjadi secara alami.
Namun tetap ada risiko yang harus dipertimbangkan termasuk luka akibat sayatan pada lapisan kulit, bekas luka, infeksi, dll.
Banyak juga yang menyebut jika rasa sakit akibat operasi caesar bertahan lebih lama setelah melahirkan.
Agar tak salah kaprah, ketahui fakta-faktanya berikut ini.
Liesel Teen, perawat persalinan di AS mengatakan keduanya tidak bisa dibandingkan karena amat berbeda.
“Jika Anda berbicara tentang saat bayi lahir ke dunia, persalinan pervaginam lebih menyakitkan – terutama jika Anda tidak memiliki epidural,” katanya.
"Selama operasi caesar, Anda benar-benar mati rasa dan tidak harus melalui rasa sakit saat melahirkan dan mendorong bayi keluar."
Baca juga: Tanpa Operasi Caesar, Ibu Hamil Bisa Bersalin Normal di Tanggal Cantik
Namun, pemulihan dari metode C-section umumnya lebih menyakitkan, lama dan kadangkala sulit karena ini adalah operasi perut besar.
Di sisi lain, persalinan vaginal juga berisiko traumatis dan sulit sehingga pemulihannya juga bisa kompleks.
Andrea Blindt, perawat khusus kesuburan dan kehamilan mengatakan suntikan yang dimaksudkan sebagai anestesi agar kita mati rasa dari pinggang ke bawah itu tidak sakit.
"Anda mungkin merasakan cubitan saat jarum masuk dan sensasi terbakar dan menyengat yang seharusnya hilang dengan cepat."
Kita tidak akan merasakan sayatan di kulit karena adanya suntikan anestesi sebelumnya.
“Anda mungkin merasakan tekanan atau sensasi tarikan saat dokter memberi ruang bagi bayi Anda untuk keluar, tetapi rasa sakit seharusnya tidak ada,” kata Blindt.
Kita juga mungkin merasakan sesak napas saat dokter menekan bagian atas rahim untuk mengeluarkan janin, yang hanya perlu waktu beberapa detik.
Baca juga: Fakta Seputar Pemulihan Setelah Operasi Caesar
“Nyeri setelah operasi caesar biasanya paling kuat dalam beberapa hari pertama dan mereda saat Anda terus sembuh selama beberapa minggu,” kata Blindt.
Biasanya rasa sakitnya paling parah di pekan pertama dan mulai menghilang 6-8 minggu setelahnya.
Biasanya dokter akan memberikan obat untuk mengendalikan rasa sakitnya namun kita juga perlu berhati-hati.
Baca juga: Operasi Caesar Bukan Dosa, 7 Alasan Medis Ibu Bersalin di Kamar Bedah
"Apa pun yang memberi tekanan pada sayatan Anda (dan otot perut) akan menyebabkan ketidaknyamanan," kata Teen.
Berikan tekanan ringan pada jahitan menggunakan bantal atau handuk ketika batuk, bersin atau tertawa guna mengurangi rasa sakit.
Selain itu, gunakan pakaian longgar, celana lembut yang terletak lebih tinggi di pinggang, gaun menyusui, dan pakaian hamil untuk menghindari gesekan di bekas luka.
Hal ini bisa terjadi jika dokter membuat sayatan di perut yang dekat dengan kandung kemih untuk mengeluarkan bayi.
"Ini dapat menyebabkan iritasi pada kandung kemih segera setelah melahirkan yang menyebabkan rasa sakit atau kejang, atau lebih lambat karena pembentukan perlengketan saat Anda sembuh," jelas Blind
Bisa juga terjadi saat dokter harus menempatkan kateter di uretra untuk mengalirkan urin selama operasi.
Hal ini akan berkurang seiring waktu meskipun bisa jadi tanda infeksi jika berkepanjangan.
Baca juga: Memahami Seks Aman dan Nyaman Pasca-operasi Caesar
Persalinan secara operasi ini tidak menyebabkan menstruasi menjadi lebih menyakitkan.
Namun kali pertama haid setelah caesar mungkin akan terasa sedikit lebih sakit atau deras.
"Anda mungkin melihat aliran yang lebih berat, gumpalan, atau nyeri perut yang meningkat," kata Blindt.
Kita mungkin mengalami rasa sakit di punggung tempat epidural tetapi ini akan hilang dalam beberapa hari.
“Ini akan mereda dengan cepat dan dikatakan terasa seperti bagian yang memar atau nyeri,” kata Blindt.
"Penyebab paling umum sakit punggung setelah operasi caesar, atau persalinan pervaginam dalam hal ini, adalah karena keausan tubuh saat menggendong bayi selama sembilan bulan," jelas Teen.
Baca juga: Berapa Kali Seorang Ibu Dapat Jalani Operasi Caesar?
“Sistem muskuloskeletal mengalami perubahan signifikan selama kehamilan, yang dapat menyebabkan nyeri punggung pascapersalinan.”
Sakit punggung ini akan mulai membaik dalam waktu 12 minggu setelah melahirkan.
"Ujung saraf di tempat sayatan dapat terganggu selama operasi, yang merupakan penyebab paling umum dari mati rasa," jelas Teen.
"Penyebab paling umum dari rasa sakit sayatan adalah karena perlengketan dan penumpukan jaringan parut."
Teen mengatakan sangat normal ketika kita merasa takut soal rasa sakit yang muncul selama dan setelah operasi Caesar.
"C-section adalah operasi perut yang besar, rasa sakit yang diharapkan, tetapi tidak diketahui apa yang akan menyebabkan rasa sakit bisa sangat menegangkan," katanya.
Dianjurkan untuk membicarakannya dengan pasangan, keluarga dan dokter untuk menghadapinya.
Baca juga: Operasi Caesar Pengaruhi Sistem Imun Anak, Simak Alasannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.