Ingatlah memberikan waktu untuk diri sendiri adalah hal yang baik dalam hubungan -terutama ketika berkencan dengan orang yang narsistik.
Sangat mudah untuk menginternalisasi kesalahan ketika orang yang narsistik berperilaku buruk kepada gebetannya.
Ingatlah bahwa apa yang ia lakukan adalah gejala narsistik sebagai hasil yang terjadi pada dirinya sendiri.
Menurut pekerja sosial klinis, Mara Maeglin, LCSW, apa yang dilakukan si narsis adalah cerminan dari dalam dirinya yang tidak baik-baik saja.
Siapa pun disarankan merubah caranya menafsirkan perilaku orang yang narsistik supaya tidak tersinggung.
Orang yang berkencan dengan si narsis sepertinya mau tidak mau berkorban lebih banyak.
Maeglin menyampaikan bahwa orang yang narsistik dapat merasakan cinta ketika ia berusaha untuk sembuh.
Kendati demikian, secara otomatis ia cenderung mengutamakan kebutuhan dirinya sendiri.
Baca juga: Amber Heard Disebut Idap Gangguan Narsistik, Kenali 6 Cirinya
Ia mengatakan, pengorbanan bagi si narsis bisa meliputi keinginan, pikiran, kebutuhan, termasuk perasaaan.
Kemungkinan juga seseorang yang berkencan dengan orang yang narsistik menjadi pasif dan berusaha menyenangkannya.
Kalau sudah bersabar tapi hasilnya masih nihil, kemungkinan orang yang kadung cinta dengan si narsis perlu juga waspada.
Pasalnya, orang yang narsistik dapat melakukan gaslighting supaya gebetannya agar mempertanyakan dirinya sendiri.
Si narsis biasanya berusaha melakuka perilaku buruk itu untuk:
Meski hubungan dengan orang yang narsistik seringkali berjalan romantis pada awalnya, ia dapat berubah ketika mengetahui kekurangan gebetannya.
Setelah suatu hubungan dimulai, ia bisa menujukkan ketidaktertarikannya terhadap dan tidak perhatian lagi pada pacarnya.