"Walaupun lebih mahal, tapi itu bisa membuat produk fesyen lebih awet dan kita tidak membuang lebih banyak limbah ke lingkungan. Jadi, semua produk fesyen yang ada di rumah mulai dari proses mencuci sampai perawatannya harus benar-benar diperhatikan," sambung dia.
Ada pun cara lain yang juga dianjurkan Janna untuk mencegah pembuangan produk fesyen adalah dengan memperbaiki atau menyumbangkannya kepada orang-orang yang membutuhkan.
"Memang, tidak dapat dipungkiri jika pasti ada waktunya pakaian kita rusak atau kekcilan. Kalau kasusnya rusak atau robek, sebisa mungkin kita perbaiki supaya bisa terlihat bagus lagi," katanya.
" Tetapi kalau sudah tidak cocok atau kekecilan, kita bisa menyumbangkannya agar lebih beramnfaat bagi orang lain," saran dia.
Mencegah limbah produk fesyen juga bisa dimulai dari awal, ketika kita pertama kali membelinya.
Janna pun merekomendasikan kita untuk thrifting, atau membeli atau barang-barang bekas (preloved) yang masih bagus dan tetap fashionable untuk dipakai lagi.
"Dulu saya dan Amanda sempat buat akun preloved di Instagram namanya Hippy Happy Shop. Karena dulu waktu sekolah di Belanda tahun 2001 itu sudah tren banget ya vintage shop dan sudah biasa beli thrift. Apalagi masih jadi anak sekolah kan uangnya belum banyak, jadi saya sering beli baju vintage," terangnya.
"Tanpa disadari saya sudah mengurangi limbah fesyen saat beli barang vintage, meskipun saat itu niatnya hanya ingin berhemat. Tapi, saya yakin generasi saat ini sudah lebih paham dan aware tentang tren keberlanjutan dalam industri fesyen," jelas dia.
Baca juga: Jangan Cuma Belanja Pakaian, Ketahui Juga Dampak Fast Fashion pada Lingkungan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.