KOMPAS.com - Miopi atau biasa disebut mata minus saat ini lebih banyak dialami anak-anak zaman sekarang, khususnya di rentang usia 6-14 tahun.
Berdasarkan laporan American Academy of Pediatrics Section on Ophthalmology, anak-anak dan remaja lebih mungkin mengembangkan risiko miopi daripada orangtua mereka.
Terlebih di masa pandemi Covid-19, berdasarkan penelitian terbaru faktor risiko mata minus pada anak cenderung meningkat.
Ternyata ada sejumlah faktor risiko yang menyebabkan kondisi itu terjadi, mulai dari perubahan pada gaya hidup serta kebiasaan yang dilakukan anak-anak.
Baca juga: Penjelasan Dokter soal Bisakah Konsumsi Vitamin A Mengurangi Mata Minus?
Miopi adalah gangguan pada mata yang membuat penderitanya tidak mampu melihat sesuatu dengan jarak yang jauh.
Kondisi tersebut dapat terjadi ketika seseorang mengalami ketidaksesuaian bola mata atau bagian kurva kornea dalam menangkap fokus cahaya untuk melihat obyek dengan jarak tertentu.
Hal itu pun membuat seseorang membutuhkan bantuan dari lensa minus untuk dapat menjatuhkan bayangan ke retina.
Terkait dengan risikonya cukup tinggi dialami oleh anak zaman sekarang, dr. Zoraya A Feranthy, SpM, mengatakan bahwa kondisi itu cukup mengkhawatirkan.
Pasalnya, menurut dokter Zoraya, anak-anak yang mengalami miopi yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat bisa mengalami penurunan pada kualitas hidupnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.