Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Sebagai orangtua, memiliki anak memang tak mudah. Terkadang, sebagian orangtua tak menyadari kalau mereka keliru dalam mendidik anak. Akhirnya, timbul masalah dalam tumbuh kembangnya, seperti anak yang terlalu manja.
Hal ini tentunya menjadi masalah yang harus dicari jalan keluarnya. Pasalnya, anak yang manja bisa menjadi pribadi yang egois dan tak peduli dengan kebutuhan orang lain. Karena terpusat pada dirinya, ia menuntut segala sesuatu harus terpenuhi.
Penelitian Agustina dan Mailasari (2017) mengungkapkan perilaku itu disebabkan orangtua yang permisif karena lelah dan minim meluangkan waktu sehingga mereka mencari solusi termudah, yaitu menuruti segala kemauan anak.
Kisah anak yang manja ini pula dikisahkan melalui tokoh Aldi dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Cerita Aldi si Anak Manja” yang dapat diakses melalui dik.si/DopingAnakManja.
Memang tak ada salahnya sesekali menuruti permintaan anak, tapi jika hal ini terus dilakukan akan meningkatkan risiko anak menjadi manja. Melalui survei yang dilakukan Parents, 42 persen responden mengakui anak mereka manja dan 80 persen berpendapat memanjakan anak akan berdampak pada mereka untuk jangka waktu yang panjang.
Di Indonesia, frasa anak manja dikonotasikan sebagai hal yang negatif. Pasalnya, mereka punya perilaku egois dan tidak dewasa yang berasal dari cara mereka dibesarkan dan/atau dibesarkan.
Baca juga: Mengatasi Rasa Belum Siap Menjadi Orangtua
Biasanya, anak manja memiliki beberapa ciri, yaitu kesulitan menerima kata tidak, tidak puas dengan apa yang mereka miliki, bersikap egois karena berpikir dunia berputar di sekitar mereka saja, dan mudah marah jika keinginannya tak terkabul.
Bahkan, American Academy of Pediatrics mengatakan anak manja merupakan hasil kegagalan orangtua dalam menegakkan batasan yang konsisten dan sesuai usia. Selain itu, pola asuh yang terlalu memberikan kehidupan terbaik juga bisa menjadi pemicunya.
Orangtua yang terlalu protektif sering kali memanjakan anak-anak mereka. Pasalnya, mereka kerap kali ikut campur dalam memecahkan semua masalah anak. Hal ini pun membuat anak jadi ketergantungan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.