KOMPAS.com - Para tamu undangan pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono diminta tidak mengenakan batik parang lereng.
Larangan ini berlaku khususnya untuk tamu resepsi yang digelar di Pura Mangkunegaran, Solo.
Hal ini sesuai dengan aturan yang memang sudah diberlakukan sejak dulu di kompleks bersejarah di Surakarta itu.
Batik parang lereng adalah salah satu motif tradisional khas Jawa yang paling terkenal, baik dari Solo maupun Yogyakarta.
Ciri khas motif batik parang ini adalah bentuk diagonal yang tegas sehingga membentuk keindahan tersendiri.
Sekilas, susunan motif batik parang menyerupai huruf S, atau ombak laut yang saling berkaitan tidak terputus.
Baca juga: Batik Parang, Mengikat La Liga dan Indonesia
Konon katanya motif ini diciptakan oleh Panembahan Senapati yang terinspirasi gerakan ombak di Laut Selatan.
Makna yang tersirat dari pola garis melengkung pada motif parang yaitu ombak lautan dengan tenaga alam.
Secara filosofis motif batik parang memiliki arti untuk tidak pernah menyerah sedangkan kontinuitasnya bermakna sebuah perjuangan yang tidak pernah putus.
Selain itu, garis yang miring di motif ini merupakan lambang kekuasaan, kebesaran, kewibawaan, dan kecepatan gerak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.