Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2022, 09:20 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Eat This

KOMPAS.com - Kedai kopi kini menjamur dengan berbagai menu andalannya masing-masing.

Hampir semua orang pasti pernah membeli kopi di gerai pilihannya masing-masing.

Para barista sekarang tak hanya melayani para pecinta kopi namun juga beberapa orang yang baru mencoba mengenal minuman hitam nan lezat ini.

Akibatnya, tak jarang muncul beberapa perilaku konsumen yang ajaib dan membuat para barista kehabisan kesabaran.

Baca juga: Minuman Custom Order yang Bikin Repot Barista Starbucks

Apa saja?

Mengubah pesanan setelah dibuat

Ada banyak sekali manfaat kopi untuk kesehatan, tetapi jumlahnya perli dibatasi agar tidak memicu efek samping tertentu.Unsplash/Nicholas Ng Ada banyak sekali manfaat kopi untuk kesehatan, tetapi jumlahnya perli dibatasi agar tidak memicu efek samping tertentu.
Pelanggan yang berubah pikiran setelah pesanannya dibuat adalah salah satu sikap paling dibenci barista.

Apalagi jika mendadak meminta es kopi dari pesanan sebelumnya berupa kopi panas.

Selain menghabiskan waktu mereka, ini juga berpengaruh pada bahan baku dan mungkin kerugian yang harus ditanggung para barista tersebut.

Tidak ramah

Banyak pembeli kedai kopi kadang lupa bersikap manusiawi ketika berhadapan dengan para barista.

Tidak ada sikap ramah tamah atau senyum, yang mungkin bisa lebih meringankan suasana.

Baca juga: Karakter Berbeda Pengunjung Kedai Kopi di Jakarta

Tidak tahu ingin memesan apa

Banyak pembeli sering kali belum memutuskan apa yang ingin diminumnya bahkan ketika sudah sampai di konter pesanan.

Mereka juga tidak menerima rekomendasi barista dengan mudah karena dianggap tidak sesuai seleranya.

Mempertanyakan orderannya

Gerai kopi Starbucks hadir dengan menu terbaru yakni minuman plant-based yang ramah lingkungan.Dokumen Starbucks Gerai kopi Starbucks hadir dengan menu terbaru yakni minuman plant-based yang ramah lingkungan.
Di banyak kedai kopi, setiap orderan diberi nama agar memudahkan setiap pelanggan mengenali minumannya.

Alih-alih mencari mana gelas dengan label namanya, banyak pembeli malah bertanya kepada para barista soal pesanannya.

Baca juga: Tulis Monyet di Gelas Pelanggan, Staf Starbucks Kena Sanksi

Berantakan

Beberapa gerai kopi menyediakan meja terpisah untuk sedotan, gula tambahan, tisu atau pelengkap lainnya.

Sayangnya ada pembeli yang membuat meja itu berantakan dan kotor ketika mengambil kebutuhannya.

Tentunya ini menjadi pekerjaan tambahan untuk para barista tersebut.

Baca juga: 7 Etika Dasar Ketika Kerja Remote dari Kedai Kopi

Tidak sabar

Pembeli yang tidak sabar juga sangat dibenci oleh para barista, apalagi yang menuntut pesanannya dibuat segera.

Dalam beberapa kasus, pembeli ingin diutamakan karena berdalih harus segera pergi ke kantor atau kebutuhan lainnya.

Baca juga: 7 Tahap Psikologis Pembeli yang Harus Dipahami Penjual

Selain harus antre, para barista juga butuh waktu untuk menakar bahan saat membuat kopi pesanan kita sehingga rasanya bisa dipertanggungjawabkan.

Pertanyaan yang sama setiap hari

Kadang, para barista memiliki pelanggan yang datang setiap hari untuk membeli kopi favoritnya.

Namun yang membuat tidak tahan adalah pertanyaan konyol selalu diajukan misalnya basa-basi yang membuat tidak nyaman atau hal lain yang jawabannya sebenarnya tidak pernah berubah.

Berteriak

Perilaku lain yang dibenci adalah sikap kasar termasuk berteriak ketika berinteraksi dengan para barista.

Kadang, ada pembeli yang menyalurkan emosinya yang terpendam dengan perilaku tidak sopan kepada pegawai di kedai kopi.

Baca juga: Rahasia Membuat Kopi Rumahan Ala Kafe yang Enak Menurut Barista

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com