KOMPAS.com - Stres rupanya bisa menjadi candu bagi sebagian orang.
Dampaknya memang buruk secara fisik maupun mental namun, ironisnya, bisa membuat ketagihan.
"Ini adalah tipuan yang dimainkan otak kita pada kita. Selain kortisol, stres melepaskan dopamin, zat kimia positif yang mendorong perilaku berulang dengan mengaktifkan pusat penghargaan di otak kita," ujar Dr. Heidi Hanna, seorang ahli saraf integratif.
Baca juga: Gen Z Jadi Generasi Paling Stres di Dunia Kerja, Benarkah?
Stres memicu sensasi seperti sakau secara alami dengan mengaktifkan pusat gairah dan perhatian di sistem saraf kita.
"Jika berkepanjangan,dapat menyebabkan ketagihan seperti narkoba," pesan Hanna.
"Dengan kata lain, otak kita yang mengalami stres kronis dapat bergantung pada serangan kecil dopamin yang euforia itu," kata Debbie Sorensen, seorang psikolog lulusan Harvard yang berspesialisasi dalam kelelahan.
Kita juga lalu menyibukkan diri sambil berusaha menghindari “emosi tidak nyaman”, seperti kebosanan, kesepian, dan kesedihan.
Menurut Sorensen, kondisi tersebut sangat umum terjadi, lebih sering dari yang diperkirakan banyak orang.
Baca juga: 5 Alasan Stres Bisa Jadi Pemicu Biduran, dan Cara Mengatasinya
Di sisi lain, stres kronis tentu juga berbahaya jika dibiarkan terus-menerus.
Sejumlah riset membuktikan jika stres bisa memicu tekanan darah tinggi, gangguan lambung jerawat, dan masalah kesehatan lainnya.
Kecanduan stres bisa dikenali dari beberapa perilaku kita, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan.
Jika kita merasa lebih berkembang dengan ritme kerja keras dan tenggat waktu cepat atau merasa bersalah setiap kali meninggalkan pekerjaan maka bisa jadi kita kecanduan stres.
"Kecanduan stres seringkali berasal dari tekanan yang dilakukan sendiri untuk sukses," terang Sorensen.
Baca juga: Orang Ambisius Timbun Kekayaan Ditemukan Mudah Sedih dan Depresi
Kecenderungan ini membuat orang yang sangat ambisius lebih rentan terhadap kelelahan dan stres kronis.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.