KOMPAS.com - Sebagian besar Gen Z saat ini sudah mulai menjajaki dunia kerja.
Namun kehadiran mereka kerap mendapatkan reputasi buruk, salah satunya adalah karakter mereka yang dianggap sulit diatur, benarkah demikian?
Menurut survei yang dilakukan di tahun 2023 terhadap 1.300 manajer di Amerika Serikat menunjukkan bahwa tiga dari empat manajer mengakui bahwa Generasi Z lebih sulit diajak bekerja sama dibandingkan generasi lain.
Dengan demikian, sekitar 65 persen dari pemberi kerja mengatakan bahwa mereka harus memutuskan hubungan kerja dengan para Gen Z.
Survei itu juga menunjukkan bahwa satu dari delapan pemberi kerja mengatakan, agenda pemutusan hubungan kerja itu paling cepat dilakukan satu minggu setelah mereka bergabung di suatu perusahaan.
Hasil riset itu pun senada dengan anggapan para manajer di AS dari berbagai industri yang menyebutkan bahwa karyawan muda sulit untuk ditangani, terutama dalam hal bahasa.
"Saya merasa bingung dengan apa yang bisa dan tidak bisa saya katakan," kata Peter, seorang manajer di perusahaan perhotelan yang berbasis di New Jersey.
Manajer lainnya seperti Alexis McDonnell, kreator konten yang mempekerjakan Gen Z di perusahaan teknologi di Dallas juga punya pendapat yang sama.
"Perbedaan yang saya perhatikan hanyalah soal profesionalisme. Saya pikir pandemi memainkan peran penting dalam hal itu."
"Karena ini adalah pekerjaan pertama mereka setelah lulus kuliah dan tahun-tahun terakhir mereka dihabiskan dengan perkuliahan jarak jauh," ujarnya kepada The Post.
Baca juga: Gen Z Jadi Generasi Paling Stres di Dunia Kerja, Benarkah?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.