KOMPAS.com - Kabar perceraian Desta dan Natasha Rizky amat disayangkan karena kehadiran tiga anak mereka.
Pasangan yang menikah pada 2013 itu sudah dikaruniai tiga buah hati, yakni Megumi (9 tahun), Miskha (6 tahun), dan Miguel (4 tahun).
Perpisahan keduanya diyakini akan berdampak buruk pada anak-anak mereka yang masih belia.
Baca juga: Selisih Usia Desta dan Natasha Rizki serta Pengaruhnya pada Hubungan
View this post on Instagram
Meski demikian, dalam banyak kasus, anak-anak bisa jadi lebih bahagia orangtua berpisah daripada hidup dalam pernikahan yang bermasalah.
Tidak ada usia pasti yang menentukan kesiapan anak-anak menghadapi perceraian orangtuanya.
Orangtua harus memastikan kepentingan anak-anaknya diutamakan sehingga tetap bisa melanjutkan hidup.
Artinya, mantan pasangan harus bisa bersikap baik dan kooperatif aat mereka bertransisi untuk berbagi peran pengasuhan.
Baca juga: 8 Tantangan Pernikahan Beda Usia yang Bisa Memicu Perceraian
Namun, ada sejumlah faktor yang bisa dipertimbangkan untuk mengetahui dampak psikologis perceraian pada buah hati.
Anak-anak yang memiliki keterikatan yang kuat dengan kedua orangtuanya mungkin lebih sulit mengatasi perceraian karena merasa harus selalu setia pada semua pihak.
Ingat juga bahwa anak-anak berhak memiliki hubungan yang sama dengan ayah ataupun ibu, seperti sebelum perpisahan.
Kesedihan memengaruhi anak-anak sama kuatnya dengan orang dewasa dan bahkan bisa lebih dalam sekaligus membekas.
Baca juga: 10 Masalah Besar dalam Pernikahan, Bisa Memicu Perceraian
Paparan terhadap banyak konflik intens di rumah tidak selalu membuat perceraian lebih mudah bagi anak-anak meskipun dapat meredam kekecewaan.
Pertimbangkan dampak perceraian pada stabilitas ekonomi anak baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Secara statistik, perempuan dan anak-anak lebih cenderung memiliki lebih sedikit uang setelah perceraian.
Baca juga: Dampak Perceraian terhadap Anak Berdasarkan Usianya
Saat mempertimbangkan perceraian, pahami kemampuan kita untuk membayar kebutuhan anak-anak, seperti tempat tinggal, makanan, dan pakaian.
Perceraian orangtua cenderung membuat anak harus berpindah sekolah sehingga memberikan perubahan yang lebih besar.
Pertimbangkan seberapa kuat ikatan anak kita dengan teman-teman mereka saat ini, dan bagaimana pindah ke tempat baru akan memengaruhi hubungan tersebut.
Baca juga: Mempersiapkan Anak Hadapi Perceraian Orangtua
Anak kadang bisa menyesuaikan diri lebih mudah jika memiliki teman dengan nasib serupa.
Mereka tidak merasa terlalu terisolasi sehingga bisa melalui proses tersebut dengan lebih baik.
Kemampuan tersebut, termasuk berkomunikasi secara intens, sering kali, akan menyampaikan rasa stabilitas kepada anak-anak di masa perpisahan ini.
Baca juga: Dampak Besar Perceraian pada Anak
Sisihkan harga diri kita agar bisa memberikan yang terbaik pada anak meskipun tindakan itu bisa sangat emosional.
Kemampuan setiap orangtua mengatasi perubahan setelah perceraian juga penting dipertimbangkan.
Kita harus menjaga diri sendiri agar mampu menunjukkan kekuatan dan ketahanan yang dibutuhkan anak-anak.
Setiap anak mengalami perceraian secara berbeda.
Namun, jika buah hati cenderung mengalami masa transisi yang sulit, secara umum kita harus siap menghadapi pengalaman yang lebih sulit lagi.
Baca juga: Optimisme, Stres, dan Coping Stress di Masa Pandemi Covid-19
Anak-anak yang sangat kecil akan memiliki lebih sedikit, jika ada, kenangan hidup bersama sebagai sebuah keluarga, tetapi mereka juga sangat peka terhadap perubahan rutinitas.
Semakin banyak anak mengasosiasikan identitas mereka dengan unit keluarga yang sebelumnya dibangun maka semakin sulit mereka menerima perceraian dan melanjutkan hidup.
Baca juga: Melihat Trauma Anak Berdasarkan Usia, Pasca-perceraian Orangtua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.