Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2023, 19:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mungkin kita sudah tahu dampak buruk bagi kesehatan dari minuman bersoda. Tetapi bagaimana dengan soda diet?

Soda diet diproduksi dengan anggapan sehat karena dinilai memiliki kandungan gula yang lebih rendah.

Minuman yang satu ini pun sering dijadikan alternatif bagi orang yang khawatir dengan kandungan gula pada minuman soda biasanya.

Tapi menurut ahli diet bersertifikat dari Cleveland Clinic, Susan Campbell, RD, LD soda diet juga menyimpan risiko yang merugikan kesehatan tubuh.

“Beralih dari soda biasa ke soda diet mungkin menawarkan pengurangan kalori jangka pendek, tetapi tubuh tidak akan tertipu dalam waktu lama,” kata Susan seperti dikutip Cleveland Clinic.

Lanjut dia, penelitian menunjukkan bahwa tubuh akan bereaksi terhadap makanan non-nutrisi tertentu, termasuk pemanis buatan dalam soda diet.

Secara tidak langsung, konsumsi soda diet dianggap sama bahayanya dengan minuman tinggi gula dan kalori lainnya.

Baca juga: Minuman Soda Diet Tidak Aman bagi Kesehatan, Benarkah? 

Soda diet tidak sehat

Berikut adalah tiga alasan mengapa soda diet dianggap sebagai minuman pengganti yang tidak sehat.

1. Soda diet dikaitkan dengan penambahan berat badan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa otak akan bereaksi terhadap pemanis buatan seperti halnya yang terdapat pada permen.

Cepat atau lambat, efek atau respons yang diterima otak juga mirip seperti gula sungguhan, yaitu meningkatkan "kecanduan" gula.

Menurut Susan, mengonsumsinya terlalu sering dapat meningkatkan keinginan untuk makanan berkalori tinggi, menempatkan seseorang pada risiko kenaikan berat badan yang lebih tinggi

Studi lain juga menemukan, orang dengan obesitas yang beralih ke soda diet cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori dalam makanan daripada orang dengan obesitas yang suka minum soda biasa.

Faktanya, mereka yang minum soda diet memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi daripada orang obesitas lainnya.

Baca juga: Benarkah Soda Diet Buruk untuk Penurunan Berat Badan? 

ilustrasi minuman bersoda.SHUTTERSTOCK/Nuttadol Kanperm ilustrasi minuman bersoda.

2. Memicu kebingungan insulin

Otak biasanya mengasosiasikan "manis" dengan kalori.

Di dalam tubuh manusia, respons ini merupakan hal yang baik, karena dapat membantu tubuh melepaskan insulin sebagai "pendamping" gula untuk dikirim ke sel dan dijadikan energi.

Dulu, orang menganggap proses ini tidak bisa terjadi saat kita mengonsumsi pemanis buatan karena kalori dianggap tidak mengikuti rasa manis.

Tetapi satu penelitian menemukan bahwa proses itu bisa saja terjadi.

Dalam studi tersebut, individu yang makan pemanis buatan tertentu (sukralosa) mengalami peningkatan kadar insulin dan glukosa darah.

Peningkatan insulin yang sering dikaitkan dengan resistensi insulin dan peningkatan risiko diabetes tipe 2,

3. Soda diet mengubah reaksi otak terhadap rasa manis

Sejumlah studi menunjukkan orang yang minum soda diet memiliki aktivitas lebih tinggi di area otak yang berhubungan dengan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula.

Meminum soda diet tampaknya mengubah pusat penghargaan rasa manis di otak.

Hal Ini berarti soda diet berpotensi mengubah cara otak bereaksi terhadap keinginan akan makanan berkalori tinggi.

Pada gilirannya kebiasaan konsumsi makanan manis yang tidak terkontrol bisa memicu obesitas hingga diabetes.

Baca juga: Cermati, 18 Risiko Menakutkan bagi Peminum Soda Diet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com