Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2023, 15:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Untuk itu, mencoba menurunkan berat badan dapat membantu regulasi siklus menstruasi bagi perempuan yang mengalami obesitas.

Baca juga: 10 Asupan untuk Redakan Nyeri Saat Menstruasi

  • Berat badan rendah

Memiliki berat badan yang sangat rendah juga dapat mengganggu regulasi siklus menstruasi.

Studi yang diterbitkan di jurnal BMC Women's Health pun menunjukkan, saat tubuh kekurangan lemak dan nutrisi lainnya, tubuh tidak mampu memproduksi hormon sebagaimana mestinya.

Sementara itu, studi yang diterbitkan di Cleveland Clinic Journal of Medicine menunjukkan, perempuan dengan anorexia (asupan kalori rendah) atau yang membakar lebih banyak kalori saat berolahraga dibanding kalori yang dikonsumsinya, bisa mengalami amenorrhea atau tidak mengalami menstruasi.

Artinya, hal ini dapat mengakibatkan kita melewatkan satu atau lebih siklus menstruasi.

  • Insufisiensi ovarium primer

Insufisiensi ovarium primer (POI) terjadi ketika ovarium berhenti berfungsi normal sebelum seseorang mencapai usia 40 tahun.

Hal ini dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur dan masalah kesuburan dimulai sebelum memasuki usia perimenopause.

Diyakini, penyebab POI berhubungan dengan fungsi folikel, kantung kecil di ovarium tempat telur matang.

Pada penderita POI, kemungkinan besar, banyak folikel yang tidak berfungsi.

Baca juga: Sakit Menstruasi, Apa Penyebabnya?

  • Penyakit kronis

Ada beberapa penyakit kronis yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi, seperti berikut ini:

  • Tumor hipofisis (baik kanker atau bukan)
  • Penyakit kelenjar adrenal
  • Kista ovarium
  • Disfungsi hati
  • Diabetes

Kondisi tertentu yang muncul saat lahir, seperti sindrom Turner dan insensitivitas androgen juga dapat menyebabkan masalah menstruasi dan kesuburan.

Lalu, kondisi bawaan ini sering dikaitkan dengan amenorrhea.

Penyakit akut lainnya, seperti pneumonia, serangan jatung, gagal ginjal, dan meningitis dapat mengakibatkan penurunan berat badan parah, kurang nutrisi, hingga disfungsi hormonal, yang semuanya dapat mengakibatkan terlambatnya menstruasi.

  • Olahraga ekstrem

Penyebab telat menstruasi yang terakhir adalah olahraga esktrem.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Pediatric Annals, olahraga ekstrem juga dapat menyebabkan perubahan pada hormon hipofisis dan hormon tiroid yang dapat memengaruhi ovulasi dan menstruasi.

Baca juga: Siklus Menstruasi Normal, Berapa Lama?

Berolahraga selama 1-2 jam per hari seharusnya tidak memengaruhi siklus menstruasi. Namun, jika olahraga selama berjam-jam setiap hari, perubahan hormon pun bisa terjadi.

Jadi jika berencana untuk berolahraga ekstrem, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis olahraga.

Dokter spesialis olahraga akan membantu tubuh mendukung semua tuntutan fisik yang dilakukan. Kemungkinan, dokter akan menyarankan beberapa hal berikut:

  • Optimalkan diet dengan makanan bergizi yang meningkatkan energi
  • Mengajari teknik peregangan untuk mengurangi stres fisik
  • Melakukan tes darah untuk memeriksa kekurangan zat besi atau vitamin, ketidakseimbangan hormon, dehidrasi, dan lainnya

Jadi jika mengalami telat menstruasi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com