"Kata cemburu atau jealous itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu zelos, yang berarti persaingan dan menunjukkan intensitas perasaan," terangnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/6/2023).
Menurut Meity, cemburu merupakan perasaan terancam oleh kehadiran pihak ketiga dan takut kehilangan dalam suatu hubungan romantis.
Jadi, yang berperan dalam cemburu itu adalah perasaan dan sering kali mengalahkan logika atau akal pikiran.
"Seseorang yang cemburu kerap kurang dapat mengontrol dirinya sehingga akan melakukan apa pun atau segala cara untuk melampiaskan atau menampakkan ketidaksukaannya atau kecemburuannya," kata Meity.
"Di dalam aspek kecemburuan selain perasaan atau emosi, ada pikiran frustrasi yang tergambar dalam perilaku, salah satu bentuknya adalah tindakan agresif seperti kasus di atas."
"Secara psikologis, cemburu bisa terjadi karena berbagai hal, misalnya karena tidak percaya diri pada dirinya sendiri, takut kehilangan, berkaitan dengan kepribadian, ketidakpercayaan pada pasangan, dan lain sebagainya," jelas dia.
Baca juga: 4 Langkah untuk Mengatasi Rasa Cemburu
Tentu saja, orang yang memiliki perasaan cemburu secara berlebihan tidak dapat mengontrol diri, pikiran, emosi, bahkan perilakunya.
"Dalam beberapa kasus, cemburu bisa menimbulkan perceraian atau perpisahan, lalu ada juga pembunuhan yang sering kali dilatarbelakangi oleh rasa cemburu," tutur Meity.
"Mungkin kata cemburu terdengar sepele, namun jika dirasakan oleh seseorang yang kurang dewasa, orang yang egois, atau orang yang mengalami gangguan emosi maupun mental, ini bisa berujung pada tindakan berbahaya," ujar dia.
Meity juga menambahkan, seseorang yang merasa cemburu secara berlebihan biasanya tidak punya rasa percaya baik pada dirinya sendiri atau pasangannya sehingga timbul perasaan yang tidak aman.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.