KOMPAS.com - Tanda seorang pria mengalami kadar testosteron rendah rupanya dapat dikenali melalui sejumlah kondisi tubuh yang terlihat secara fisik.
Testosteron merupakan satu hormon penting bagi pria. Fungsi utamanya tidak hanya berperan dalam meningkatkan dorongan seksual dan fungsi reproduksi.
Tetapi testosteron juga membantu membangun massa otot dan tulang hingga penampilan pria secara keseluruhan.
Menurut American Urological Association, sekitar 2 dari 10 pria yang berusia lebih dari 60 tahun memiliki kadar testosteron rendah karena hormon yang satu ini dapat mengalami penurunan seiring bertambahnya usia.
Lain hal jika dialami pria yang lebih muda, kadar testosteron rendah biasanya didiagnosis sebagai kondisi medis yang perlu ditangani lebih lanjut oleh dokter.
"Kekurangan testosteron dianggap sebagai kondisi medis dan berbeda dari penurunan kadar testosteron yang berkaitan dengan usia," kata Darshan Patel, M.D., asisten profesor urologi di Pusat Kesehatan Pria Universitas California San Diego, seperti dilansir Mens Health.
Baca juga: 7 Makanan Penambah Hormon Testosteron untuk Pria
Kadar testosteron rendah biasanya diketahui ketika levelnya berada di bawah 300 nanogram per desiliter (ng/dl). Sedangkan kisaran testosteron normal biasanya berkisar antara 300 hingga 1.000 ng/dl.
Sejumlah rangkaian tes darah melalui uji laboratorium menjadi salah satu pemeriksaan ideal untuk mengukur hormon testosteron yang berada di dalam tubuh.
Ketika kadarnya terlalu rendah, biasanya beberapa tanda atau gejala akan dialami pria dengan rincian sebagai berikut;
Gairah seksual yang menurun bahkan menghilang merupakan salah satu efek paling umum dari rendahnya testosteron.
Ahli urologi, Philip Werthman, M.D., direktur Pusat Pengobatan Reproduksi Pria dan Pembalikan Vasektomi di Los Angeles mengatakan, gejala ini hampir dialami semua pria ketika testosteronnya berada di bawah batas normal.
"Selain menginginkan lebih sedikit seks, pria dengan testosteron rendah mungkin juga lebih sedikit melakukan masturbasi dan melaporkan lebih sedikit fantasi dan mimpi erotis," katanya.
Hormon testosteron secara umum dibutuhkan pria untuk mengatur fungsi ereksi. Ketika kadarnya tidak mencukupi, maka gangguan ereksi pun lebih mudah dialami.
Testosteron membantu kita mencapai dan mempertahankan ereksi dengan memberi sinyal pada otak untuk memicu reaksi kimia yang membantu Anda mendapatkan dan tetap kuat.
Tapi hubungan antara testosteron dan fungsi ereksi itu agak rumit. Beberapa pria tidak mengalami kesulitan ereksi ketika testosteron mereka rendah.
Satu hal yang pasti, ketika seorang pria mengalami masalah disfungsi ereksi, kemungkinan juga dia menderita suatu penyakit kronis seperti penyakit jantung, obesitas, dan diabetes.
Testosteron yang cukup menempatkan tubuh dalam keadaan anabolik, atau pembentukan otot. Kondisi ini dapat membantu tubuh memproduksi dan merakit protein yang membentuk bahan penyusun massa tanpa lemak.
Ketika kadar testosteron turun, tubuh malah berubah menjadi katabolik, memecah jaringan otot dan membuat massa ototnya menyusut.
Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Hormon Testosteron Secara Alami
Hubungan antara perut buncit dan testosteron rendah dapat dikaitkan dengan rasa malas yang cenderung membuat pria merasa malas bergerak aktif.
Hal itu kemudian dapat berdampak pada pria yang mengalami kekurangan aktivitas fisik sehingga memicu penumpukkan lemak perut.
"Testosteron rendah menurunkan motivasi kita untuk keluar dan melakukan sesuatu, yang mungkin menyebabkan kita menambah berat badan,”
Begitu kata dr William Nall, D.O., pemilik Village Osteopath di Noblesville, Indiana, dan seorang dokter bersertifikat osteopathic board dalam pengobatan neuromuskuloskeletal.
Selain amigdala, area otak yang penting untuk daya ingat dan perhatian seperti otak besar juga memiliki reseptor testosteron.
Ketika hormon yang tersedia untuk reseptor tersebut tidak cukup, sel-sel otak mungkin tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan pengurangan daya ingat.
Beberapa efek samping dari testosteron rendah seperti disfungsi seksual dan penambahan berat badan dapat menyebabkan seorang pria kesulitan mengelola emosinya.
Selain itu, fakta studi juga menyebutkan bahwa efek testosteron rendah dapat mengarah pada perubahan suasana hati.
Terlebih lagi, gangguan suasana hati seperti depresi atau kecemasan dapat memulai siklus yang berkepanjangan.
Misalnya depresi dapat menekan kemampuan testis untuk menghasilkan testosteron, sehingga berdampak pada masalah yang lebih buruk.
Seiring bertambahnya usia, kita mungkin dapat melihat rambut mulai menipis dan bahkan mungkin mulai botak.
Terlebih jika memiliki testosteron rendah, dokter Nall menyebutkan tak cuma rambut, tetapi juga janggut dan kumis bisa terkena dampaknya.
"Testosteron adalah hormon yang sangat penting untuk pertumbuhan rambut wajah dan tubuh. Ketika kadarnya rendah, itu mengganggu proses pertumbuhan rambut," kata dokter Nall.
Tanpa aliran testosteron yang stabil, jaringan di penis, skrotum, dan testis pria bisa mengalami atrofi, atau mengerut.
Akibatnya hal itu membuat ukuran penis lebih mengecil karena kehilangan panjang dan tingkat ketebalannya. Kemudian testis juga bisa menyusut dan berubah menjadi lunak serta tidak kenyal lagi.
Baca juga: Tubuh Mudah Lelah, Awas Gejala Testosteron Rendah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.