Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Konten "What I Eat In A Day" untuk Mental dan Nutrisi Tubuh

Kompas.com - 13/07/2023, 08:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber yahoo.com

KOMPAS.com - Konten "What I Eat In A Day" belakangan membanjiri Instagram, TikTok, dan YouTube.

Biasanya diunggah oleh selebritas atau influencer soal menu makanan, camilan, dan minuman yang dikonsumsinya dalam sehari.

Terkadang ada saran nutrisi atau rekomendasi produk di unggahan tersebut dan tidak jarang, disertakan pula melihat mirror selfie atau foto perutnya yang rata atau jenis pamer serupa.

Baca juga: Konten Media Sosial Penuh Sensasi, Miskin Esensi?

Sebenarnya, konten seperti ini bukan hal yang baru, tetapi tetap saja berisiko menyebarkan narasi palsu "jika makan seperti ini maka kita bisa berpenampilan seperti ini".

Bahaya konten "What I Eat In A Day" untuk kesehatan mental

Alex d'Elia, RDN, ahli diet fungsional dan integratif yang berspesialisasi dalam kesehatan mental, mengatakan ada alasan khusus konten seperti itu ramai diminati di media sosial.

"Orang ingin tahu apa yang harus dilakukan, dan mereka menyukai gambar dan video. Saya juga berpikir bahwa orang pada dasarnya suka melihat versi terstruktur dari apa yang berpotensi mereka lakukan," jelasnya.

"Nutrisi dapat sangat membingungkan, jadi melihat apa yang seseorang anggap sebagai 'otoritas' mencapai titik kesenangan itu."

Baca juga: 5 Pola Makan dan Minum yang Bisa Menyebabkan Kulit Kering

Media sosial membentuk kita menjadi makhluk visual sehingga konten tersebut terasa lebih menarik sebagai panduan apa yang harus dilakukan.

Namun, tren ini berpotensi memicu perilaku makan yang tidak sehat dan merusak hubungan seseorang dengan makanan dan tubuhnya, terutama bagi yang rentan.

Ilustrasi diet buat penderita maagPEXELS/Andres Ayrton Ilustrasi diet buat penderita maag
Chelsey Amer, MS, RDN, konselor makan intuitif di New York, mengatakan, konten 'What I Eat In A Day' menyiratkan jika kita makan dengan menu yang sama maka akan mendapatkan tubuh seperti influencer tersebut.

"Namun, bukan begitu cara kerjanya. Anda dapat mengikuti pola makan influencer favorit Anda, tetapi tubuh Anda akan tetap terlihat dan terasa berbeda. Kita semua memiliki cetak biru genetik sendiri yang menentukan ukuran tubuh kita," jelasnya.

Baca juga: Hati-Hati, Diet Instan Bisa Berbahaya bagi Kesehatan

Beberapa aspek bermasalah dtermasuk konten yang sangat rendah kalori, diet yang terlalu ketat, penekanan yang tidak sehat pada kalori, penghitungan makro, atau sejenisnya.

Deanna Wolfe, MS, RDN, ahli diet AS menjelaskan bahwa video 'What I Eat In A Day' biasanya dicari oleh orang yang sudah berjuang soal hubungannya dengan makanan, menjalani diet ketat, orthorexia (obsesi dengan makan sehat atau 'bersih'), atau gangguan makan.

"Ini secara alami melahirkan perbandingan seputar pilihan makanan bahkan jika itu bukan maksudnya, seperti makanan tertentu jauh lebih baik atau buruk. Banyak dari video ini juga menunjukkan suplemen mahal," tandasnya.

Baca juga: Orthorexia

Selain itu, belum tentu jika konten tersebut benar-benar jujur menampilkan pola makan keseluruhan orang tersebut.

Mereka juga biasanya tidak menyertakan informasi kontekstual seperti tingkat aktivitas, metabolisme, atau masalah kesehatan yang mendasarinya.

@lovefrommelii Greek yogurt w almonds as a pre workout meal was SO good #whatieatinaday #gymmeals #healthyeatingtips #eatingclean #girlswhogym #healthyliving #healthylifestyle #gymgirl #fitnessmotivation ? Watch this by lil Uzi - Favoritespeedup_sounds

Pertimbangan lainnya, tidak semua orang yang membuat konten tersebut adalah pakar kesehatan tepercaya sehingga berpotensi menyebabkan penyebaran informasi yang salah soal pola makan sehat.

Jadikan inspirasi, bukan dicontoh mentah-mentah

"Saya pikir mereka dapat menjadi inspirasi untuk resep, tetapi mereka tidak boleh digunakan sebagai template untuk diet Anda sendiri," kata D'Elia.

Alasannya, kita hanya melihat satu bagian kecil dari kehidupan orang itu dan bukan gambaran yang lebih besar alasan pemilihan menu itu.

"Dia menekankan pentingnya mengingat bahwa kebutuhan setiap orang berbeda.

"Yang paling penting bagimu adalah mengapa kamu membuat pilihan makananmu," tegasnya.

Baca juga: Meski Tak Mesti Baca, Berbagi Konten Online Bikin Orang Merasa Pintar

Konten tersebut juga dapat menciptakan tekanan untuk mengikuti pola makan yang kita lihat, terlepas kecocokan, kemampuan, atau faktor penting lainnya.

Namun, paling bermasalah untuk orang yang rentan mengalami gangguan perilaku makan, obsesi terhadap makanan, dan citra tubuh.

"Banyak influencer yang kurang dan tidak mengonsumsi makanan lengkap dan seimbang seperti yang akan saya rekomendasikan, sebagai ahli diet terdaftar, untuk populasi umum." ungkap Amer.

Kita tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi dan asal mengikuti pola makan mereka bisa jadi berbahaya untuk kesehatan.

Baca juga: Citra Tubuh Dapat Memengaruhi Kepuasan Seksual Wanita

Umumnya, konten 'What I Eat In A Day' juga hanya berorientasi pada penampilan, seperti perut rata, lengan kencang, atau kulit bersih, bukannya soal kesehatan.

Ada risiko munculnya masalah citra tubuh pada penontonnya akibat membandingkan tubuh dan kebiasaan makannya dengan para influencer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com