Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

"Phubbing" pada Remaja, Apa yang Harus Dibenahi?

Kompas.com - 26/07/2023, 16:00 WIB
Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Chintya Romansa, Nadine Christina Ivanka, dan Debora Basaria*

BANYAK sekali saat ini kita menemukan fenomena remaja cenderung bersikap apatis dengan hal-hal yang harus ia kerjakan sehari-hari, misalnya menyelesaikan tugas akademiknya.

Bahkan, mereka cenderung apatis alias tidak peduli dengan hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Padahal periode remaja merupakan momen penting bagi individu berkontribusi secara nyata untuk kepentingan diri sendiri, keluarga serta masyarakat.

Periode remaja merupakan usia seorang individu belajar mengenali dirinya, baik kelebihan maupun kekurangan dan merupakan periode pembentukan kepribadian.

Kepribadian yang diharapkan adalah remaja memiliki karakter yang baik termasuk adanya sikap peduli.

Oleh karena itu, sangat penting pendampingan kepada remaja dalam periode pencarian identitas diri. Keluarga adalah pihak pertama yang bisa merasakan perilaku apatis tersebut.

Istilah apatis adalah berasal dari bahasa Yunani “pathos” yang artinya gairah atau emosi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menerjemahkan istilah apatis adalah acuh tak acuh, tidak peduli, dan masa bodoh.

Menurut Kamus Psikologi, apatis adalah kondisi kejiwaan seseorang yang ditandai dengan perasaan ketidaktertarikan, ketidakpedulian, dan ketidakpekaan terhadap kehidupan sosial, emosional, dan fisik.

Selain itu, apatis menurut Fritz Solmitz, adalah suatu ketidakpedulian individu disebabkan karena tidak mempunyai minat khusus terhadap aspek-aspek tertentu, seperti aspek fisik, emosional, serta kehidupan sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com