Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2023, 10:07 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Fortune

 

 

Tergantung kronotipe

 

"Bagi banyak orang, waktu terbaik untuk berolahraga akan bergantung pada kronotipe mereka."

Demikian kata Jennifer J. Heisz, Ph.D., profesor kinesiologi di McMaster University dan penulis Move the Body, Heal the Mind.

Kronotipe adalah kecenderungan alami tubuh untuk tidur pada waktu tertentu-ini yang menentukan apakah kita seorang "burung hantu" atau "burung yang suka bangun pagi".

Bagi 25 persen populasi yang menganggap diri sebagai burung hantu, mendapatkan waktu tidur yang cukup dan olahraga yang cukup bisa jadi sulit, kata Heisz.

"Berolahraga di malam hari terkadang bisa menjadi tantangan dengan norma-norma masyarakat," sambung Heisz.

"Kamu mungkin secara alami begadang hingga tengah malam dan berolahraga larut malam, tetapi jika kamu harus keluar rumah keesokan paginya pada pukul tujuh pagi, maka kamu tidak cukup tidur."

Tidur-yang memberikan tubuh waktu yang diperlukan untuk memulihkan diri dan mendapatkan hasil dari olahraga-harus selalu menjadi prioritas dalam berolahraga.

Terlepas dari penelitian tentang manfaat olahraga tertentu pada waktu-waktu tertentu dalam sehari, hasil olahraga kita akan berkurang jika kita tidak menyediakan waktu yang cukup untuk tidur.

Baca juga: Kapan Waktu Olahraga yang Disebut Lebih Baik?

Cara mengubah waktu olahraga

Jika tujuan kita adalah mengubah rutinitas untuk mengikuti temuan Arciero terkait waktu berolahraga, --atau sekadar membuat olahraga menjadi lebih nyaman meskipun bertentangan dengan kronotipe--, Heisz mengatakan bahwa hal itu mungkin saja dilakukan.

"Jika kamu ingin beralih ke rutinitas pagi hari, misalnya, kabar baiknya adalah matahari dan olahraga dapat mengatur ulang isyarat biologis kita," kata dia.

"Gabungkan keduanya dengan berolahraga di luar di bawah sinar matahari, dan itu adalah efek yang kuat."

Untuk orang dewasa yang lebih tua, yang kecenderungannya terkadang terbangun terlalu dini dan tidak bisa tidur kembali, perubahan yang diinginkan mungkin dengan berolahraga di malam hari.

"Ini mungkin membantu untuk tidur lebih larut dan tidur lebih lama," kata Heisz.

Jika khawatir olahraga malam hari akan memengaruhi kemampuan untuk tidur, ubahlah olahraga menjadi bentuk olahraga yang lebih lembut, seperti yoga.

Hindari olahraga berat seperti lari, yang dapat meningkatkan detak jantung, dan membuat kita lebih sulit untuk beristirahat.

Bagi Cully yang berolahraga di malam hari, triknya adalah berolahraga dalam perjalanan pulang kerja, yang berjarak cukup jauh dari waktu tidur, agar tidak memengaruhi tidurnya.

"Jika saya pulang lebih dulu, saya mungkin tidak akan berolahraga," kata dia. "Tapi kemudian saya punya waktu sepanjang malam untuk bersantai."

Baca juga: Inilah Waktu Olahraga Terbaik Menurut Penelitian

Tidak peduli kapan pun kita memilih waktu untuk berolahraga, yang paling penting, menurut Arciero, adalah menyertakan pendekatan multi-moda.

Untuk penelitiannya ini, Arciero mengembangkan sebuah program yang disebut latihan ketahanan RISE, latihan interval lari, peregangan, dan ketahanan.

"Kami menemukan bahwa ketika melakukan setiap jenis latihan seminggu sekali, kepatuhannya lebih tinggi dan begitu pula manfaatnya," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com