Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melahirkan Caesar Vs Pervaginam, Ketahui Perbedaannya untuk Calon Ibu

Kompas.com, 11 Agustus 2023, 09:49 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Parents

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan diskusi soal sulitnya proses melahirkan yang harus dilalui para ibu.

Masih banyak stigma jika ibu yang melahirkan secara caesar tidak ingin merasakan sakit sehingga memilih cara praktis melalui pembedahan.

Berbeda dengan melahirkan pervaginam, yang sering disebut persalinan normal, yang dinilai lebih alami untuk para perempuan.

Baca juga: Pilih Melahirkan Caesar atau Normal? Ini yang Harus Dipertimbangkan

Faktanya, persalinan lewat operasi caesar maupun pervaginam merupakan pilihan yang sama baiknya untuk kebutuhan ibu dan bayi yang dilahirkan.

Namun ada baiknya memahami perbedaan kedua metode ini untuk tahu mana yang terbaik sesuai kondisi kita.

Melahirkan caesar vs pervaginam

Saat ini, kebanyakan bayi hadir lewat kelahiran pervaginam, atau sering disebut persalinan normal.

Hanya sekitar sepertiga yang lahir melalui operasi caesar, baik direncanakan maupun darurat.

Sebagian besar operasi caesar direncanakan dilakukan dengan pertimbangan medis seperti kehamilan kembar, ukuran bayi terlalu besar, sungsang, atau riwayat darah tinggi, jantung maupun diabetes pada ibu.

Namun operasi caesar juga bisa ditempuh karena pilihan pribadi ibu misalnya demi melahirkan di tanggal cantik atau trauma akan rasa sakit.

Baca juga: Tanpa Operasi Caesar, Ibu Hamil Bisa Bersalin Normal di Tanggal Cantik

Selain itu, ada juga operasi caesar yang dilakukan secara darurat setelah proses persalinan berjalan karena bayi yang terlilit tali pusar atau kehabisan air ketuban.

"Yang penting adalah memiliki bayi yang sehat — tidak peduli bagaimana dia dilahirkan," jelas Sherri Bayles, konsultan laktasi sekaligus perawat di New York.

Perbedaan prosedur

Persalinan pervaginam dimulai dengan kontraksi rahim yang dialami para ibu hamil karena pergerakan kepala bayi ke lubang vagina.

Gejalanya terasa seperti kram menstruasi yang sangat kuat, gangguan pencernaan, maupun sakit punggung yang hebat.

Proses ini bisa berlangsung 12-14 jam sampai bayi akhirnya lahir secara alami.

Baca juga: Benarkah Seks saat Hamil Picu Kontraksi Persalinan? Berikut Faktanya

Ilustrasi kontraksi palsu, rasanya kontraksi palsu seperti apa?Shutterstock/antoniodiaz Ilustrasi kontraksi palsu, rasanya kontraksi palsu seperti apa?
Sementara itu, melahirkan secara caesar terencana biasanya memakan waktu sekitar 45 menit dari awal hingga selesai.

Umumnya, pembedahan dilakukan saat ibu hamil dalam kondisi terjaga namun mendapatkan suntikan epidural di tulang belakang untuk membuat bagian bawah tubuh mati rasa.

Baca juga: Pro dan Kontra Pengggunaan Epidural Saat Melahirkan

Selama operasi, ibu tidak akan merasakan sakit karena bius tersebut meskipun ada kecenderungan merasakan tekanan atau sensasi menarik saat bayi dikeluarkan dari rahim.

Di ruang operasi, dokter membuat sayatan tepat di atas garis celana dalam untuk masuk ke dinding perut lalu membuat sayatan lain di dinding rahim.

Tali pusar lalu dipotong, plasenta dikeluarkan dan sayatan tersebut ditutup kembali.

Proses pemulihan

Setelah persalinan pervaginam, para ibu baru umumnya masih harus dirawat di rumah selama 1-2 hari.

Efek samping pasca melahirkan secara normal termasuk pendarahan vagina, kram, bengkak, nyeri, sembelit, dll.

Ilustrasi seorang ibu usai menjalani operasi caesarTroyan Ilustrasi seorang ibu usai menjalani operasi caesar
Ibu yang melahirkan secara caesar biasanya akan mengalami efek samping yang lebih parah meskipun keluhannya bisa bervariasi karena tingkat nyeri pasca operasi yang berbeda.

Diawali dengan merasa sedikit mual dan lemah selama beberapa hari pertama setelah operasi termasuk batuk, bersin, dan tertawa yang dapat memicu rasa sakit.

Baca juga: 3 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Operasi Caesar

Pada 1-2 hari setelah caesar, para ibu disarankan untuk bangun dan mulai bergerak untuk mencegah penumpukan cairan di paru-paru, meningkatkan sirkulasi, dan membantu pencernaan.

Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar bisa pulang dalam 2-4 hari setelah jahhitannya dilepas dan diobati.

Biasanya diberikan obat pereda nyeri dan direkomendasikan untuk beristirahat selama beberapa pekan setelahnya.

Rasa sakit akibat operasi caesar mungkin akan bertahan namun biasanya pulih sempurna dalam waktu 1-6 minggu.

Baca juga: Perbedaan Melahirkan Metode ERACS dan Operasi Caesar Konvensional

Risiko komplikasi

Ilustrasi melahirkan Shutterstock Ilustrasi melahirkan
Saat melahirkan normal, ibu hamil berisiko mengalami robekan perineum atau memerlukan episiotomi, sayatan yang dibuat untuk memperbesar lubang vagina.

Tindakan ini biasanya membutuhkan jahitan sehingga menyebabkan rasa sakit yang cukup signifikan.

Setelahnya, risiko kontrol kandung kemih dan prolaps organ panggul mungkin terjadi.

Sisi positif dari kelahiran melalui vagina adalah bayi yang terpapar bakteri di jalan lahir dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Baca juga: Operasi Caesar Pengaruhi Sistem Imun Anak, Simak Alasannya...

Sementara itu, risiko komplikasi yang mungkin dialami di operasi caesar termasuk infeksi pada lapisan rahim dan sayatan, pendarahan atau pendarahan yang berlebihan, cedera pada kandung kemih atau usus selama operasi.

Potensi masalah lainnya juga reaksi negatif terhadap anestesi, dan pembekuan darah seperti trombosis vena dalam (DVT) dan emboli paru serta sayatan yang robek sehingga memicu pendarahan serius.

"Plasenta previa, ketika sebagian atau seluruh plasenta menutupi serviks, dan plasenta akreta, ketika plasenta ditanamkan ke dalam otot rahim alih-alih ke lapisan, juga lebih sering terjadi pada operasi caesar berikutnya," kata David Colombo, M.D., Direktur Maternal di Spectrum Health, Michigan.

Terkadang, persalinan secara caesar juga memicu masalah pernapasan pada bayi khususnya jika lahir sebelum 39 minggu.

Meski demikian, komplikasi operasi caesar jarang terjadi baik pada ibu maupun bayi.

Baca juga: Apakah Operasi Caesar Menyakitkan? Ini Fakta yang Sebaiknya Dipahami

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau