Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berencana untuk Hamil? Ini 5 Makanan yang Harus Dihindari

Kompas.com - 25/08/2023, 16:01 WIB
Putri Aulia,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Sebelum memutuskan untuk hamil dan memiliki anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah makanan.

Pasalnya, nutrisi yang seimbang memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kesuburan calon ibu.

Para ilmuwan menemukan, ada pola makan yang dapat membantu calon orangtua meningkatkan peluang pembuahan.

Mereka bahkan merekomendasikan sejumlah makanan yang baik dan harus dihindari agar kesuburan lebih optimal.

Berikut lima makanan yang harus dihindari dalam proses kehamilan.

Daging merah dan olahan

Penelitian menunjukkan, mengonsumsi banyak daging merah atau daging olahan seperti daging sapi, daging asap, dan sosis menyebabkan kesulitan dalam mencapai kehamilan.

Daging merah dan olahan mengandung lemak trans dan lemak jenuh yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan penurunan kesuburan.

Pria yang mengonsumsi daging olahan dalam jumlah besar cenderung memiliki kualitas, jumlah, serta gerakan sperma yang lebih rendah dibandingkan yang lebih banyak mengonsumsi ikan.

Mereka yang mengonsumsi kurang dari 1,5 porsi daging olahan setiap minggu memiliki peluang 28 persen lebih tinggi untuk mencapai kehamilan dibandingkan dengan yang mengonsumsi sekitar 4,3 porsi per minggu.

Baca juga: Jangan Percaya Mitos Ibu Hamil Harus Makan untuk Dua Orang

Sementara, wanita yang banyak mengonsumsi protein nabati dari pada protein hewani memiliki tingkat kesuburan yang lebih tinggi.

Pertimbangkan untuk mengganti daging merah dan daging olahan dengan alternatif protein nabati, seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, polong-polongan dan lentil.

Karbohidrat ultra proses

Penelitian menunjukkan, makanan dengan indeks glikemik (GI) yang tinggi bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang lebih tajam setelah dikonsumsi.

Selain itu, makanan dengan GI yang tinggi juga memiliki serat yang rendah. Hal ini cenderung berdampak negatif pada kesuburan.

Sejumlah contoh makanan dengan GI tinggi termasuk roti putih, pasta putih, kue putih, makanan manis, produk panggang, serta camilan dalam kemasan yang telah melalui pemrosesan yang lebih ekstensif.

Sebuah ulasan menemukan, menggantikan makanan dengan GI tinggi oleh makanan dengan GI rendah dapat berpotensi meningkatkan kesuburan pada wanita.

Contoh makanan rendah GI termasuk biji-bijian dan beberapa jenis sayuran.

Beberapa penelitian menunjukkan, konsumsi makanan tinggi serat dapat melindungi terhadap risiko infertilitas akibat gangguan ovulasi pada wanita.

Kita bisa mengonsumsi buah dan sayuran utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian, roti dan pasta gandum utuh.

Makanan yang dipanggang

Makanan yang diolah dengan cara dipanggang, seperti kue kering, donat, dan kue, terutama yang digoreng atau mengandung margarin, mengandung jumlah lemak trans dan lemak jenuh yang tinggi.

Mengonsumsi jenis lemak ini dikaitkan dengan penurunan kualitas kesuburan.

Studi juga menemukan, memilih makanan yang mengandung lemak trans daripada opsi karbohidrat sehat terkait dengan risiko ovulasi yang terganggu yang meningkat hingga 73 persen, yang pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kemandulan.

Minuman dengan pemanis gula

Minuman soda dan minuman berenergi yang diberi gula terbukti memiliki dampak paling merugikan terhadap kesuburan.

Selain itu, konsumsi minuman manis juga terkait dengan jumlah sel telur yang matang dan terbuahi yang lebih rendah, serta embrio yang berkualitas lebih rendah pada wanita.

Sebagai alternatif untuk minuman manis seperti soda, pasangan yang merencanakan kehamilan disarankan untuk mencoba air putih atau air yang diberi rasa secara alami dengan irisan lemon atau buah beri.

Baca juga: 5 Hal Tak Terduga yang Harus Dilakukan Saat Hamil

Produk susu tertentu

Penelitian pada tahun 2007 menemukan, produk susu dengan kandungan lemak tinggi berhubungan dengan penurunan risiko infertilitas akibat masalah ovulasi.

Sementara, produk susu rendah lemak terkait dengan risiko yang lebih tinggi.

Wanita yang mengonsumsi produk susu berlemak penuh setidaknya sekali sehari memiliki risiko infertilitas akibat masalah ovulasi sebesar 25 persen lebih rendah dibandingkan dengan yang mengonsumsinya kurang dari sekali seminggu.

Di sisi lain, wanita yang mengonsumsi lebih dari dua porsi produk susu rendah lemak per hari memiliki risiko infertilitas akibat masalah ovulasi yang lebih tinggi hingga 85 persen.

Capaian ini dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsi produk susu rendah lemak sekali seminggu.

Sebagai alternatif, cobalah pertimbangkan produk susu alternatif yang tidak berasal dari susu hewan dan mencampur berbagai jenis susu nabati, keju, dan produk susu dengan kadar lemak yang berbeda-beda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com