KOMPAS.com - Buang Air Besar (BAB) tidak lancar bisa jadi keluhan yang menyakitkan.
Sembelit membuat sakit perut, kembung dan tinja menjadi keras sehingga dampaknya bisa lebih luas.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS mendefinisikan sembelit sebagai BAB kurang dari tiga kali dalam seminggu.
Baca juga: 8 Penyebab BAB Berdarah yang Harus Diwaspadai
Masalah BAB memengaruhi 16 persen orang dewasa di AS dan meningkat dua kali lipat seiring bertambahnya usia.
Sekitar 33 persen orang dewasa berusia 60 tahun ke atas mengalami sembelit kronis.
BAB tidak lancar tidak hanya disebabkan oleh makanan yang kita konsumsi.
Ada banyak faktor lain yang berpengaruh, yang sering kali tidak disadari.
Apa saja?
Menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS, tidak minum cukup air setiap hari adalah salah satu alasan utama orang mengalami sembelit.
“Setidaknya satu liter air biasanya masuk ke usus besar kita selama proses pencernaan, tetapi hanya sebagian kecil yang dikeluarkan melalui tinja kita,” kata ahli diet terdaftar yang berbasis di Nashville, Grace Goodwin Dwyer, M.S., M.A., R.D., L.D.N.
“Kotoran yang terlalu banyak airnya dikeluarkan, baik karena Anda dehidrasi atau karena jarang buang air besar, akan menjadi sangat keras.”
Baca juga: Fakta Minum Air Garam Bisa Cegah Dehidrasi di Cuaca Panas
Secara umum, laki-laki disarankan minum 3,7 liter air per hari sedangkan perempuan sekitar 2,7 liter.
Tak hanya air putih, minuman juga termasuk jus, kopi, susu, teh, dll.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), bagi sebagian orang, stres dapat menyebabkan kecemasan, ketakutan, atau perasaan tidak berdaya.
Bisa juga menyebabkan respon yang lebih bersifat fisik, mulai dari detak jantung yang cepat dan pusing hingga sulit tidur dan, BAB tidak lancar.
Baca juga: 3 Komplikasi Serius Akibat Sembelit yang Tak Bisa Diabaikan