Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Menangani IBS dan Serangan Panik yang Terjadi Bersamaan

Kompas.com - 13/09/2023, 06:22 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi orang-orang yang mengalami sindrom iritasi usus besar (IBS), munculnya serangan panik atau panic attack dapat memperparah gejala.

Hal ini disebabkan karena keduanya merupakan respons stres alami sistem saraf pusat, yang juga disebut sebagai respons "fight or flight".

Selama serangan panik, tubuh bereaksi seolah-olah berada dalam bahaya serius. Gejala yang umum meliputi adalah:

• Jantung berdebar-debar

• Berkeringat banyak

• Gemetar

• Merasa seolah-olah kita tidak dapat bernapas

• Pusing atau pusing

• Takut kehilangan kendali atau mati

• Merasa seolah-olah Anda akan muntah

Jika kita menderita IBS, kita juga mungkin mengalami beberapa atau semua gejala ini yang disertai dengan sakit perut, kram, dan diare.

Baca juga: Gejala Mirip, Ini Beda Kanker Usus dan Sindrom Iritasi Usus Besar

Cara menanganinya

Ada beberapa cara atau strategi yang dapat dilakukan untuk menangani masalah IBS dan serangan panik dalam waktu yang bersamaan.

Untuk mengetahuinya, simak penjelasan selengkapnya seperti dilansir dari laman Very Well Health berikut ini.

1. Latihan relaksasi

Jika kita memiliki IBS dan gangguan panik, melakukan latihan relaksasi akan sangat bermanfaat.

Latihan ini membantu kita membangun keterampilan untuk menenangkan tubuh dan mengurangi rasa tertekan saat kita mengalami serangan panik, serangan IBS, atau keduanya.

Lebih baik lagi jika kita melatih keterampilan ini secara teratur, karena itu akan menurunkan tingkat kecemasan awal, yang akan mengurangi risiko kita mengalami salah satu dari kedua jenis serangan tersebut.

Baca juga: Mengenal Gejala Kecemasan atau Anxiety Disorder

Ilustrasi melatih teknik pernapasan.iStockphoto/Esther Pueyo Ilustrasi melatih teknik pernapasan.

2. Memperlambat pernapasan

Latihan deep breathing atau pernapasan dalam dengan mengembangkan keterampilan menggunakan diafragma untuk memperlambat napas juga menjadi cara lain yang bermanfaat.

Hal ini karena deep breathing dapat membantu mematikan respons stres dan menenangkan kepanikan, serta gejala-gejala yang mengganggu pencernaan.

Cara melakukan pernapasan dalam, yakni:

• Letakkan tangan di atas perut dan tarik napas secara perlahan dan penuh.

• Saat menarik napas, bayangkan perut seperti balon yang terisi udara.

• Saat menghembuskan napas, fokuslah pada sensasi balon yang mengempis.

Baca juga: Menkes Ungkap Tiga Penyakit Pernapasan yang Disebabkan Polusi Udara

3. Mengendurkan otot

Sebagai bagian dari respons stres, otot-otot kita menjadi tegang. Belajar mengendurkan setiap kelompok otot secara progresif akan membantu mematikan respons stres dan menenangkan tubuh.

Ini beberapa cara melatih keterampilan relaksasi otot secara progresif:

• Duduk atau berbaring di tempat yang tenang.

• Kendurkan satu kelompok otot pada satu waktu, dimulai dari otot-otot di wajah dan kepala, lalu turun ke kaki dan jari-jari kaki.

• Untuk melakukan ini, kencangkan otot-otot yang menjadi fokus kita, remas sekencang mungkin, lalu lepaskan.

4. Tenangkan pikiran

Ketika kita menggunakan keterampilan pernapasan atau relaksasi otot, maka kita akan merasa terbantu untuk menenangkan pikiran.

Baca juga: Beda Serangan Panik vs Serangan Jantung, dari Gejala hingga Penanganan

Beberapa cara untuk melakukannya adalah:

• Menenangkan pembicaraan diri sendiri (afirmasi): Ingatkan diri bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan gejala-gejala yang kita alami akan segera berlalu.

• Visualisasi: Tutup mata dan bayangkan kita berada di tempat yang aman dan damai.

• Citra yang dipandu: Bentuklah sebuah gambar dalam pikiran yang mewakili tekanan yang kita rasakan, lalu bayangkan gambar tersebut berubah menjadi sesuatu yang akan membantu kita merasa tenang dan bukannya gelisah.

5. Gunakan bantal pemanas

Sensasi panas pada perut bisa sangat menenangkan. Kita dapat menggunakan bantal pemanas atau botol air panas.

Selain itu, panas juga akan membantu menenangkan otot-otot dan saraf dalam sistem pencernaan, serta menenangkan secara psikologis.

6. Berkonsultasi dengan terapis

Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah jenis psikoterapi yang didasarkan pada pembelajaran cara-cara baru dalam berpikir dan berperilaku untuk membantu menenangkan gejala-gejala fisiologis.

Penelitian menemukan, CBT efektif untuk mengurangi gejala IBS dan meredakan serangan panik.

Jadi, apakah kita memiliki salah satu dari gangguan ini atau keduanya, berkonsultasi dengan terapis yang berfokus pada perilaku kognitif dapat menjadi cara yang efektif untuk mengatasi gejala.

Baca juga: Apa Itu Serangan Panik? Berikut Gejala dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com