Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meditasi Bisa Membantu Atasi Panic Attack, Begini Panduannya

Kompas.com - 28/06/2023, 14:14 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa pun yang pernah mengalami serangan panik atau panic attack akan merasakan gejala-gejala yang sangat tidak nyaman.

Saat perasaan negatif itu mulai datang, rasanya seolah-olah tidak ada cara untuk menghilangkan perasaan itu.

Untuk meredakannya atau menghentikannya lebih cepat, salah satu cara yang paling direkomendasikan adalah dengan meditasi.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi dapat mengurangi gejala kecemasan dan stres.

Baca juga: Jennie Blackpink Disebut Sempat Panic Attack Saat Konser di Jakarta

Penelitian dari tahun 2018 juga menemukan bahwa orang dengan kecemasan dapat mulai merasa lega, bahkan setelah sesi meditasi pengantar selama satu jam.

Tanda-tanda panic attack

Setidaknya, satu dari setiap 75 orang mengalami gangguan panik.

Selain itu, hampir semua dari kita pernah mengalami serangan panik pada suatu waktu, sering kali pada saat mengalami tekanan hidup yang hebat.

Salah satu hal yang paling menakutkan dari serangan panik adalah bahwa masalah ini sering kali terasa seperti muncul entah dari mana.

Kita bisa saja merasa baik-baik saja dalam satu menit dan kemudian merasa sangat panik di menit berikutnya.

Baca juga: Simak, Alasan Serangan Panik bisa Memicu Sesak Napas

Ilustrasi panic attackUnsplash Ilustrasi panic attack
Serangan panik dialami secara berbeda oleh setiap orang, tetapi gejala-gejala serangan panik yang khas meliputi:

• Napas yang tersengal-sengal

• Detak jantung yang cepat

• Pikiran yang panik dan berpacu

• Merasa seperti kita akan mati

• Merasa akan ada malapetaka atau teror yang akan datang

• Merasa seperti kita menjadi gila

• Berkeringat dan gemetar

• Merasa mual atau pusing

• Sakit perut dan gangguan pencernaan lainnya

Baca juga: Jangan Keliru, ini Bedanya Anxiety Attack vs Panic Attack

Cara meditasi bantu atasi panic attack

Banyak gejala serangan panik yang dapat dikaitkan dengan respons "fight or flight" yang dipicu saat serangan panik dimulai.

Selama respons ini, hormon-hormon seperti adrenalin dan kortisol dilepaskan, menipu tubuh untuk berpikir bahwa kita berada dalam bahaya, meskipun sebenarnya tidak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com