Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2023, 08:36 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Stres ringan yang dihadapi sehari-hari biasanya tidak akan berpengaruh signifikan pada siklus haid. Namun, stres berat dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Ini bisa menyebabkan keterlambatan haid.

Beberapa contoh stres berat meliputi:

  • Kematian orang yang dicintai.
  • Ujian sekolah menengah atau perguruan tinggi.
  • Stres karena pekerjaan, termasuk kehilangan pekerjaan atau lingkungan kantor yang beracun.
  • Peristiwa besar dalam hidup, seperti pernikahan atau perceraian.
  • Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal mengandung progestin atau kombinasi progestin dan estrogen, dua hormon yang bekerja bersama untuk mencegah kehamilan.

Beberapa jenis kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan perdarahan palsu yang disebut sebagai perdarahan putus obat.

Ini terjadi saat memasuki minggu bebas hormon dalam penggunaan pil, cincin, atau koyo.

Namun, jika kita memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi secara terus menerus (tanpa minggu bebas hormon), kita mungkin akan mengalami sedikit bercak atau bahkan tidak mengalami haid sama sekali.

Baca juga: 5 Faktor yang Bisa Mengganggu Siklus Haid

Biasanya, melewatkan haid saat menggunakan kontrasepsi hormonal secara terus menerus adalah hal yang tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, sebelum mencobanya, sangat penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Hal ini untuk memastikan bahwa penggunaan kontrasepsi tersebut aman bagi kita.

Kondisi tiroid

Kelenjar tiroid adalah kelenjar berbentuk mirip kupu-kupu yang terletak di bagian bawah leher. Ini adalah salah satu komponen penting dalam sejumlah mekanisme hormonal yang membantu mengatur siklus haid kita.

Jika kelenjar tiroid terlalu aktif (hipertiroidisme) atau kurang aktif (hipotiroidisme), ini dapat menyebabkan keterlambatan haid.

Gangguan pada kelenjar tiroid adalah hal yang umum dan dapat memengaruhi lebih dari 10 persen dari seseorang yang mengalami haid.

Masalah ini bisa menyebabkan ketidakteraturan atau bahkan ketiadaan haid yang terkadang dapat disalahartikan sebagai tanda menopause.

Perimenopause

Perimenopause atau transisi dari masa reproduksi menuju menopause dapat berlangsung selama satu atau dua tahun, atau bisa juga selama beberapa tahun.

Selama masa ini, siklus haid mungkin berubah-ubah. Misalnya, 25 hari dalam satu bulan dan 29 hari di bulan berikutnya.

Usia rata-rata menopause adalah 51 tahun, sehingga perimenopause sering dimulai pada usia 40an atau 50an.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com