KOMPAS.com - Kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dilaporkan meningkat di beberapa lokasi di sekitar Jakarta seiring dengan buruknya kualitas udara. Kasus ISPA sendiri ada yang ringan hingga yang berat.
Dokter Handoko Lowis, spesialis anak dari RSIA Family dan RSIA Grand Family, mengatakan terjadi peningkatan jumlah pasien ISPA sampai 90 persen sejak tiga bulan terakhir.
ISPA sendiri merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih saluran napas, mulai dari hidung hingga titik ujung saluran pernapasan. Gejala penyakitnya mulai dari sinus pada hidung, sakit tenggorokan, hingga batuk dan demam.
Menurut dokter Handoko, ISPA biasanya tidak membutuhkan tindakan apabila gejalanya ringan.
“ISPA ini kalau misalnya daya tahan tubuh seorang anak baik, akan mengalami perbaikan dalam satu sampai tiga minggu bisa sembuh sendiri,” jelas Handoko.
Pada gejala yang lebih berat, biasanya dokter akan meresepkan obat pereda demam dan nyeri, obat batuk dan pilek, serta obat radang untuk meredakan sesak napas.
Berikut pertolongan pertama yang bisa dilakukan di rumah untuk penyakit ISPA.
Baca juga: Waspadai, 5 Gejala Umum Efek Polusi Udara pada Tubuh
"Jika setelah anak mendapatkan perawatan dari dokter dan diberi obat selama 5 hari, tetapi kondisi belum membaik dan masih ada gejala yang tersisa, kembalilah ke dokter yang merawat anak," kata dr.Handoko.
Dokternya akan memeriksa saluran pernapasan atau mencari tahu penyebab lain yang belum disadari.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.