Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Frontotemporal Dementia, Bruce Willis Tak Sadar Dirinya Sakit

Kompas.com - 26/09/2023, 11:47 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Fox News

KOMPAS.com - Bruce Willis didiagnosis menderita demensia frontotemporal sejak enam bulan lalu.

Penyakit tersebut membuatnya tak bisa beraktivitas secara normal sehingga harus mundur dari dunia akting.

Terbaru, sakitnya juga membuat aktor tersebut tidak sepenuhnya sadar akan kondisi kesehatannya sendiri saat ini.

"Sulit untuk diketahui," ujar Emma Heming, istri bintang Die Hard itu, dalam wawancara terbarunya.

Baca juga: Bruce Willis Mengidap Demensia Frontotemporal, Apa Itu?

Meski demikian, ia mengakui penyakit tersebut berdampak luas pada kehidupan keluarganya termasuk dua anak perempuannya yang masih belia.

Frontotemporal Dementia (FTD) adalah penyakit akibat kerusakan neuron di lobus frontal dan temporal otak.

Gejalanya termasuk masalah emosional, kesulitan berkomunikasi, kesulitan berjalan dan kesulitan bekerja.

"Kelainan ini dapat bermanifestasi dalam 'perubahan yang tidak dapat dijelaskan dalam cara seseorang berada di dunia'," terang Susan Dickenson, CEO Asosiasi Degenerasi Frontotemporal di Amerika Serikat.

Penderita FTD mungkin akan kesulitan menuangkan pikirannya ke dalam kalimat yang bermakna atau kehilangan arti dari sebuah kata tertentu.

Baca juga: Mengenal Aphasia, Gangguan Kognitif Langka yang Diderita Bruce Willis

Gejala frontotemporal dementia

Dalam banyak kasus, butuh waktu lama sampai seseorang didiagnosis sebagai penderita frontotemporal dementia.

"“Karena penyakit ini jarang terjadi, sebagian besar dokter tidak mengetahuinya,” kata Susan.

“Rata-rata dibutuhkan waktu hampir empat tahun bagi seseorang untuk mendapatkan diagnosis.”

Baca juga: 5 Profesi Paling Berisiko Alami Demensia, Apa Saja?

Sering kali, terjadi salah didiagnosis dengan kondisi lain seperti gangguan bipolar, depresi, penyakit Alzheimer atau bahkan Parkinson atau ALS.

Padahal, FTD berbeda dari kondisi tersebut karena juga dapat memengaruhi gerakan dan ucapan penderitanya.

Demensia atau yang biasa disebut dengan pikun bisa dideteksi dari melambatnya kecepatan kita berjalan. Demensia atau yang biasa disebut dengan pikun bisa dideteksi dari melambatnya kecepatan kita berjalan.
Dickinson menambahkan, penyakit ini juga dapat memengaruhi perilaku, kepribadian, dan fungsi eksekutif.

Misalnya kemampuan untuk membuat rencana ke depan, mencapai tujuan, menunjukkan pengendalian diri, mengikuti arahan multi-langkah, dan fokus meskipun ada gangguan.

"Gejala frontotemporal dementia dapat ditunjukkan dengan “perubahan yang tidak dapat dijelaskan” dalam perilaku dan presentasi pribadi," terang Susan.

“Mungkin seseorang yang selalu mengatur keuangan keluarga tiba-tiba mengalami kesulitan menyeimbangkan buku ceknya.”

Baca juga: Waspada, Penurunan Kecepatan Berjalan Indikasikan Gejala Demensia

Selain itu, munculnya masalah di tempat kerja juga bisa menjadi gejala dini demensia frontotemporal

“Seseorang yang selalu berkinerja baik, membuat keputusan yang buruk atau tidak menyelesaikan tugas,” jelas Susan, yang berbasis di Pennsylvania.

Karena penyakit ini bisa dimulai di lobus frontal atau temporal otak, kondisi tersebut juga dapat memengaruhi wawasan diri.

"Benar-benar tidak bisa diduga. Beberapa orang, hal pertama yang hilang dari mereka adalah pemahaman bahwa mereka sendiri telah berubah, dan orang lain mempertahankannya untuk waktu yang lama," urainya.

Baca juga: Bruce Willis yang Idap Demensia Dibuntuti Paparazi, Istri Minta Privasi Suaminya Dihormati

Penyakit FTD dapat diturunkan karena mutasi genetik terjadi pada sekitar 25 persen orang meskipun kondisi ini bersifat sporadis pada sebagian besar pasien.

Namun sulit untuk memastikannya karena belum diketahui secara pasti apa penyebab frontotemporal dementia.

"Kami belum tahu apa penyebab kondisi ini, yang merupakan salah satu tantangannya," pungkas Susan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com