Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Biji-bijian Dinilai Tidak Sehat, Benarkah?

Kompas.com - 05/10/2023, 10:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Minyak biji-bijian sering menjadi pilihan alternatif untuk mendukung gaya hidup sehat melalui pola makan.

Tapi belakangan ini beredar kabar kalau minyak biji-bijian dianggap berbahaya dan mengandung racun oleh pakar kesehatan dan sempat viral di TikTok.

Pengguna TikTok yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan, minyak biji-bijian bisa memicu risiko kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering.

Lantas, seperti apa kebenarannya?

Baca juga: Apakah Minyak Nabati Berbahaya Bagi Tubuh? 

Fakta minyak biji-bijian

Minyak biji-bijian adalah minyak yang diambil atau disarikan dari berbagai jenis biji-bijian.

"Minyak ini diproses kimia yang diputihkan, dimurnikan dan dipanaskan agar bisa dikonsumsi," kata pakar gizi Julia Zumpano, RD, LD dari Cleveland Clinic.

Biasanya penggunaan minyak biji-bijian sering diolah sebagai pengganti butter atau minyak lain untuk diolah menjadi makanan sehat.

Beberapa dari jenisnya meliputi:

  • Minyak kanola
  • Minyak jagung
  • Cottonseed oil
  • Minyak biji anggur
  • Minyak kedelai
  • Minyak biji bunga matahari
  • Safflower oil
  • Minyak dari kacang-kacangan yang lain

Zumpano berpendapat, minyak biji-bijian sesungguhnya terbilang sehat.

Satu hal yang membuatnya dianggap merugikan kesehatan adalah proses pengolahannya yang membuat nutrisinya menghilang.

"Sebagian besar minyak itu digunakan dalam bentuk makanan olahan, makanan cepat saji."

"Di situlah letak bahayanya," kata Zumpano.

Proses pembuatan makanan yang mengandung minyak biji-bijian yang tidak tepat dapat membuatnya beracun.

Lebih buruk lagi, bahan-bahan itu biasanya digunakan untuk membuat makanan ultra proses, seperti burger, kentang goreng cepat saji atau makanan dalam kemasan yang lain.

Ketika diproses dengan cara yang salah, minyak biji-bijian sendiri dapat memiliki kadar lemak omega-6 tinggi yang dapat memicu peradangan.

"Sebagian besar digunakan pada makanan ultra proses bisa menyebabkan peradangan," ungkap Zumpano.

Baca juga: 10 Kegunaan Minyak Zaitun Sebagai Bahan Pembersih 

 

Terlalu banyak melewati proses

Ilustrasi minyak biji-bijianIndiamart Ilustrasi minyak biji-bijian
Beberapa jenis dari minyak ini mengandung vitamin E dan fenol yang tinggi.

Tapi sayangnya, kata Zumpano, proses pemurnian yang melewati banyak tahap itu bisa membuat kandungan sehatnya menghilang.

"Sebagian besar minyak biji-bijian diolah melalui proses pemurnian seperti pemutihan atau penghilang bau."

"Proses ini bisa meningkatkan rasa, warna dan umur simpan, tapi antioksidannya bisa hilang," tambahnya.

Hal-hal seperti itulah yang membuatnya tampak sehat, tapi sebenarnya tidak demikian.

Belum lagi saat diolah dengan makanan yang mengandung tinggi lemak dan garam. Tentunya hal itu membuat makanan yang kita konsumsi jadi tidak sehat.

Minyak biji-bijian akan lebih sehat jika diolah dengan cara singkat dan dikonsumsi dalam jumlah yang terbatas.

Seperti penggunaan minyak biji bunga matahari organik yang dimurnikan tanpa proses berlebihan.

Risiko kesehatan minyak biji-bijian

Asam lemak omega-6 merupakan sejenis lemak tak jenuh ganda yang belum tentu berdampak buruk bagi tubuh asalkan tidak dikonsumsi berlebihan.

Faktanya, tubuh kita hanya membutuhkan jenis nutrisi itu dalam jumlah kecil karena baik untuk mengontrol kolesterol dan menjaga kesehatan jantung.

Bila dikonsumsi berlebihan, dampak peradangan yang dapat terjadi dapat meliputi:

  • Radang sendi
  • Penyakit jantung
  • Sindrom metabolik
  • Stroke
  • Diabetes tipe 2

"Jika makanan tertentu tinggi minyak dan mengandung banyak omega-6, sebaiknya kita menghindari atau mengonsumsi dalam jumlah sedang," ungkap dia.

Baca juga: Tips Mudah Mengonsumsi Minyak Zaitun 

 

Pengganti minyak biji-bijian

Ilustrasi minyak zaitun. FREEPIK/RACOOL_STUDIO Ilustrasi minyak zaitun.

Zumpano mengatakan, ada minyak yang lebih sehat untuk dipilih dan sebaiknya menggunakan salah satu saja.

Dia merekomendasikan untuk mengonsumsi minyak zaitun extra-virgin yang bisa dimasak dengan api kecil atau minyak alpukat untuk kebutuhan memasak dengan panas tinggi.

Keduanya mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk jantung.

"Kedua minyak ini secara klinis terbukti memiliki lemak tak jenuh yang minim."

"Minyak itu tidak terbuat dari biji, tidak melalui proses pengolahan serupa sehingga sangat tidak dimurnikan dan nutrisinya masih baik," paparnya.

Meski demikian, alih-alih berfokus untuk mengganti minyak dari pola makan, Zumpano menegaskan agar lebih baik kita mengurangi makanan ultra proses sebanyak mungkin.

"Cobalah memasak di rumah sesering mungkin dengan bahan-bahan sederhana."

"Itu bisa menjadi rekomendasi yang lebih sehat," katanya.

Baca juga: 5 Pilihan Minyak Esensial untuk Redakan Sesak Napas karena Asma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com