Ada sejumlah gejala dini people pleaser yang bisa kita kenali pada anak-anak, antara lain:
Dalam kasus tertentu, kecenderungan people pleaser sejak dini membuat anak termotivasi untuk lebih berprestasi agara orangtuanya senang.
Baca juga: Tanda-tanda People Pleaser dan Cara Mengatasinya
Menjadi buruk saat anak tidak mempertimbangkan aspirasinya sendiri, mengabaikan pemikiran, pendapat, atau keinginan mereka sendiri.
Selain itu, anak perempuan juga lebih berisiko menjadi people pleaser karena faktor budaya.
“Anak perempuan diajari untuk lebih banyak mendengarkan dan berempati, memperhatikan dan memikirkan orang lain sebelum mengambil keputusan,” jelas Sagaram.
Baca juga: 9 Cara Membangun Rasa Percaya Diri Anak Perempuan
Perilaku people pleaser pada anak bisa berdampak luas secara jangka panjang untuk tumbuh kembangnya.
Mereka berisiko gagal mengembangkan kepribadiannya dan sulit memahami keinginan maupun kebutuhannya sendiri saat dewasa.
Jika anak menyimpulkan bahwa nilai-nilai mereka didasarkan pada kepuasan preferensi orang tua mereka, program batin seperti itu, setelah tertanam dalam diri mereka, menjadi prasyarat bagi mereka untuk memenangkan penerimaan orang lain," kata Seltzer.
Hal ini bisa membuat anak kehilangan kontak dengan prioritas, nilai, dan kepentingannya sendiri sekaligus menganggap rendah dirinya.
Dalam situasi tertentu, ini bisa membuat anak dimanfaatkan orang lain, yang pada akhirnya buruk untuk kesehatan mental.
Baca juga: Stop Jadi People Pleaser Demi Kesehatan Mental
“Seringkali, orang berasumsi bahwa usaha yang mereka berikan kepada orang lain entah bagaimana akan dikembalikan kepada mereka, padahal sebagian besar tidak terjadi dan dapat mengakibatkan perasaan benci, kesepian, sedih, marah," pungkas Schlegel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.