Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
Kedua, anak hidup di tengah kekerasan. Saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa anak hidup di tengah fenomena bullying di keluarga, pergaulan, maupun di media sosial.
Hal ini menuntut orangtua untuk lebih paham dan peduli atas kondisi yang anak rasakan.
Orangtua perlu menciptakan lingkungan yang aman untuk anak. Orangtua perlu mengingatkan anak agar tidak meniru perilaku kekerasan yang ia lihat.
Ketiga, perpecahan dalam keluarga. Adanya konflik dalam keluarga dapat menyebabkan anak merasa tidak aman berada di dalam rumah. Ia akan mencari tempat yang aman di luar rumah seperti berkumpul dengan teman-temannya.
Ketika sudah nyaman dengan kelompok pertemanan, anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-temannya.
Keempat, adanya muncul isu seksualitas (pornografi, seks bebas). Isu seksualitas yang banyak terjadi di kalangan remaja dapat berdampak pada pikiran dan perilaku anak.
Anak yang tidak kuat dasar nilai dan religiusitas dalam keluarganya dapat terpengaruh perilaku seksualitas di lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu, pentingnya pengawasan dan pendidikan seksualitas dari orangtua untuk mempersiapkan anak menghadapi isu seksualitas tersebut.
Kelima, munculnya pikiran pada remaja bahwa nilai moral dan nilai agama hanya sebuah pilihan.
Remaja yang tidak kuat dasar nilai moral dan nilai agama dapat menganggap bahwa nilai-nilai tersebut hanya pilihan untuk dilaksanakan atau tidak.
Hal ini dapat menjadi tantangan bagi orangtua agar memperkuat dan memberikan contoh penerapan nilai moral dan nilai agama dalam keluarga.
Berbagai tantangan di atas akan dihadapi oleh orangtua dalam pengasuhan anak remaja. Peran dan kesadaran orangtua sangat dibutuhkan agar anak mampu mengendalikan kehidupannya yang penuh dengan tantangan.
Kesimpulannya adalah masa remaja adalah masa kritis yang akan dilalui oleh anak dan membutuhkan kerja sama yang baik antarkomponen seperti orangtua, anak dan lingkungan sosial (masyarakat dan sekolah) untuk bersama-sama melalui tantangan.
Proses pengasuhan remaja tentu tidak mudah, Ayah Bunda. Carilah social support di sekeliling Ayah Bunda yang dapat saling mengingatkan, saling peduli, dan saling menguatkan dalam prosesnya.
Dengan menjaga dan merawat anak remaja, Ayah Bunda sudah berkontribusi dalam menjaga dan merawat anak bangsa yang unggul untuk masa depan.
*Dr. Heryanti Satyadi, M.Si, Psikolog, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara
Desty Dwi Kayanti, mahasiswi S2 Universitas Tarumanegara