JAKARTA, KOMPAS.com - Kata thrifting sempat marak dalam beberapa tahun terakhir. Tapi, sudah tahu apa itu thrifting dan maknanya?
Thrifting alias berburu barang bekas termasuk gaya hidup yang masih populer di kalangan masyarakat, khususnya anak muda.
Baca juga: Berburu Baju Bekas Bermerek di Pasar Senen, Murah Meriah
Aktivitas yang satu ini lebih dari sekadar belanja barang bekas layak pakai dan menghemat uang, tetapi ada makna tersembunyi dan tujuan tertentu.
Mulai dari menemukan hidden gem di balik barang-barang bekas yang diburu, menciptakan gaya pribadi yang unik, mengurangi dampak lingkungan, hingga mendukung siklus ekonomi yang berkelanjutan.
Merujuk makna thrifting dari laman Cambridge Dictionary, istilah ini berasal dari kata thrift dalam bahasa Inggris yang bermakna menghemat atau menghindari pemborosan.
Sementara itu, thrifting adalah kegiatan berbelanja di toko barang bekas, garage sale, atau pasar loak yang masih layak pakai, tapi dengan harga miring.
Konteks barang yang dibelanjakan pun cukup beragam, mulai dari perabotan, barang antik, elektronik, hingga yang paling populer di Indonesia adalah pakaian.
Baca juga: 7 Tips Thrifting di Pasar Senen, Bawa Uang Tunai dan Tentukan Tujuan
Tak sedikit pula yang memaknai, gaya hidup thrifting tak cuma sekadar berburu barang bekas dan berhemat, tapi juga berdampak positif bagi lingkungan karena turut berkontribusi pada pengurangan produksi barang baru dan memperpanjang masa pakai suatu barang.
Bahkan, ada kesenangan dan kepuasan tersendiri saat melakukan thrifting, misalnya, ketika menemukan barang unik atau koleksi langka yang mungkin ditemukan di toko-toko konvensional.
Ini pula yang menjadi daya tarik thrifting sehingga digemari banyak kalangan.
Tak heran, sebagian orang ada yang menyebut thrifting dengan istilah lain, seperti berburu hidden gem atau harta karun.
Baca juga: 7 Artis Hollywood yang Mengaku Gemar Thrifting dan Pakaian Bekas
Pakaian termasuk salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Meski demikian, pemenuhan kebutuhan ini tidak harus mengorbankan Bumi.
Dilansir dari laman Waste4change, industri tekstil atau garmen khususnya fast fashion memberi dampak negatif bagi lingkungan.
Hal itu meliputi pencemaran air, penggunaan bahan kimia berbahaya, dan peningkatan limbah tekstil yang sulit didaur ulang.
Di titik inilah peran gaya hidup thrifting yang jadi salah satu solusi dalam berbelanja pakaian, sekaligus mengurangi dampak negatif dari industri fesyen terhadap lingkungan.
Baca juga: Tren Thrifting Shop, Trik Fashionable Sekaligus Peduli Lingkungan
View this post on Instagram