Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memilih Celana Dalam yang Tepat, Apa yang Harus Diperhatikan?

Kompas.com - 09/01/2024, 13:13 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Apakah Anda mengenakan celana dalam yang tepat? Beberapa orang mungkin tidak terlalu peduli dengan celana dalam yang dipakainya, yang penting nyaman.

Namun memilih celana dalam yang sempurna sebenarnya bukan sekedar soal nyaman, dari merek terkenal, atau berpotongan sexy, tapi juga harus memperhatikan faktor kesehatan.

Mengenakan pakaian dalam yang salah tidak hanya menyebabkan garis gelap pada kulit, tetapi juga dapat menyebabkan infeksi.

“Secara umum, pakaian dalam yang ideal adalah yang ukurannya pas, dapat mengatur suhu, dan terbuat dari bahan alami yang nyaman dipakai,” Dr. Somi Javaid, pendiri dan kepala petugas medis HerMD, dikutip The NYPost.

Baca juga: Demi Kesehatan Organ Vital, Pertimbangkan Ini Saat Memilih Celana Dalam

Pilih bahan yang alami

Kebanyakan pakaian dalam yang menggunakan bahan alami akan memberikan kenyamanan sekaligus kemampuan menyerap keringat dan memberi pori-pori untuk bernafas sehingga terasa sejuk

"Pakaian dalam yang berbahan alami bisa menyerap kelembapan, breathable, dan mampu mengatur suhu akan memberikan kenyamanan dan menjaga kesehatan vagina."

“Ini ada hubungannya dengan kemampuan bernapas pada kain tersebut,” Dr. Andrea Braden, seorang OB-GYN bersertifikat di Atlanta. “Selain itu kain haruslah lembut dan tidak licin.”

Alasan menggunakan bahan alami ini adalah karena udara bersirkulasi lebih baik melalui kain natural seperti pakaian dalam katun, bambu, dan linen, dibandingkan dengan kain sintetis seperti poliester, nilon, dan satin.

“[Bagi wanita], celana dalam yang memiliki sirkulasi udara baik akan membantu menjaga kesehatan organ intim,” jelas Braden.

Meski demikian, bahan alami seperti kapas, bambu, atau lainnya bisa berbeda-beda, bergantung pada kualitas serat, jenis tenunan, produksi, serta situasi di mana bahan itu dipakai.

“Saat kita berkeringat, bahan kapas bisa menyerap terlalu banyak kelembapan, menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur yang berlebihan,” Dr. Scott D. Miller, direktur medis di Wellstar Urology di Atlanta.

Dalam situasi ini, ia menyarankan kombinasi kapas dan serat sintetis.

Sedangkan poliester murni “mungkin merupakan kain terburuk untuk pakaian dalam,” kata Miller.

“Meskipun bahan ini termasuk yang paling ringan, namun ia tidak mudah menyerap keringat,” katanya. “Namun, daya tahannya membuat poliester menjadi tambahan yang bagus sebagai campuran kain.”

Apabila Anda mempunyai jenis kulit sensitif, sebaiknya berhati-hati dengan bahan sintetis seperti nilon, lycra, spandeks, dan polyester.

Hal ini karena bahan tersebut menahan udara panas di area vagina sehingga memicu timbulnya keringat. Lalu, bahan tersebut juga kurang mampu menyerap keringat sehingga meningkatkan risiko ruam serta iritasi.

Pakaian dalam berbahan tenunan juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan saat memilih.

Suzy Lipinski, OB-GYN bersertifikat di Pediatrix Medical Group di Denver, mengatakan bahwa “kain tenun, bukan rajutan, atau kain tebal juga dapat membatasi kemampuan kain bernafas.”

Baca juga: Duduk Lama dan Celana dalam Ketat, 5 Kebiasaan Pemicu Anyang-anyangan

fashion show Victoria Secret 2017 fashion show Victoria Secret 2017

Potongan yang cocok

Setelah memilih jenis kain yang tepat, menemukan potongan celana dalam yang pas juga menjadi faktor yang harus diperhatikan.

“Kuncinya adalah ukuran yang nyaman, tidak terlalu sempit hingga membuat lecet, atau tidak kedodoran sehingga gampang melorot.” kata Lipinski. 

“Setiap tipe tubuh cocok dengan pakaian dalam yang berbeda. Jangan terpaku pada celana dalam yang dipakai model-model profesional, karena mungkin saja tidak cocok bagi kita."

"Tanyakan pada diri sendiri, apakah pakaian dalam terasa nyaman untuk bergerak atau malah membatasi dan bikin sakit? Pilih juga secara seksama, karena meskipun ukuran dan potongan sama, namun merek yang berbeda kerap menghasilkan kualitas atau kenyamanan berbeda pula.”

Hindari Thong dan G-String untuk harian

Jika Anda rentan terhadap infeksi, hindari model thong atau G-String untuk dipakai sehari-hari, gunakan hanya di acara-acara khusus saja.

“Secara umum, thong kurang mendukung kesehatan vagina karena ukurannya yang tidak higienis,” kata Dr. Usha Rajagopal, ahli bedah plastik bersertifikat dan pendiri The V Suite.

Dia menjelaskan bahwa celana dalam model thong atau G-String bisa terlalu ketat dan membatasi serta menarik bakteri dari area anus menuju lubang vagina, yang dapat menyebabkan infeksi bakteri.

Baca juga: Waspadai, Pilihan Celana Dalam Tentukan Kesuburan Pria

Gunakan jenis yang sesuai dengan kebutuhan

Ada jenis celana dalam yang bisa sesuaikan dengan kondisi serta aktivitas tertentu. Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan celana dalam khusus menstruasi, kehamilan, hingga untuk menopause.

Biasanya, celana dalam menstruasi mempunyai desain anti bocor serta lebih mudah menyerap.

Sementara untuk ibu hamil, ada pula jenis celana dalam yang lebih longgar di bagian atasnya dilengkapi dengan karet yang sangat elastis.

Jangan lupa juga untuk selalu mengganti celana dalam secara berkala.

Lepaskan celana dalam saat tidur

Banyak yang masih bertanya-tanya, apakah sebaiknya mengenakan celana dalam atau tidak saat tidur? Soal ini, banyak ahli sepakat bahwa lebih sedikit lebih baik.

“Secara umum, saya merekomendasikan tidur tanpa pakaian dalam,” kata Dr. Fenwa Milhouse, ahli urologi bersertifikat di Down There Urology di Chicago.

Tidak memakai celana dalam di malam hari dapat memberikan ruang bernapas pada vagina sehingga bermanfaat untuk menjaga kelembapan, serta mencegah dari perkembangan bakteri.

Baca juga: Tidur Tanpa Celana Dalam Baik untuk Vagina, Ahli Ungkap Alasannya

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com