Meskipun gagap bukan kondisi yang permanen, jika tidak segera ditangani, kata Bernie, kondisi ini bisa terbawa hingga anak beranjak dewasa.
Hal tersebut bisa diatasi dengan cara terapi.
Walaupun kondisinya menetap, dengan terapi, frekuensi gagapnya bisa berkurang.
“Bisa (hilang), tentunya dengan terapi. Kalaupun memang (gagapnya) menetap, paling tidak kita bisa kurangi frekuensi gagapnya. Jadi enggak selalu setiap kata terbata-bata. Gagap ini kan lebih ke kelancaran berbicara, jadi kalau banyak berlatih (berbicara), seiring bertambahnya waktu, pasti bisa hilang,” terang Bernie.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram