Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

"Post Traumatic Growth": Orangtua Positif Pasca-perceraian

Kompas.com - 11/01/2024, 14:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pengasuhan anak pascaperceraian membutuhkan kondisi psikologis kedua orangtua yang telah mencapai resolusi pribadinya dan memiliki Post Traumatic Growth.

Sejumlah aspek yang diperlukan oleh anak dalam pengasuhan:

  • Bangun kelekatan dengan anak melalui cara menjaga kepercayaan, komunikasi untuk mencegah adanya perasaan keterasingan terhadap salah satu atau kedua orangtua.
  • Pemenuhan kebutuhan emosi anak akan rasa aman, cinta dan kasih sayang, perhatian dan penghargaan bagi anak agar anak tetap dapat mengembangkan rasa percaya diri dan menghargai diri sendiri.
  • Prioritas menjalin kerja sama yang baik dalam mengasuh dan mendidik anak agar anak tidak semakin merasa bersalah dan tidak memihak salah satu orangtua.
  • Pengasuhan berfokus pada memikirkan kepentingan anak dan mengusahakan yang terbaik bagi anak, termasuk ketika perayaan ibadah, ulangtahun, atau hal-hal lain yang lebih menantang seperti disiplin, aturan, konsekuensi perilaku, dan lainnya.
  • Utamakan komunikasi dengan anak dan mantan pasangan tanpa memperhitungkan kesalahan masing-masing.
  • Kelola ekspektasi terhadap anak sehingga anak tidak merasa menjadi pertandingan bagi orangtuanya.
  • Memiliki aturan dan jadwal yang konsisten bagi anak, dengan memiliki waktu berkualitas bersama secara bergantian atau bersama yang telah disepakati dan dilakukan secara tepat.

Perceraian memang mendatangkan masalah dan trauma baik bagi orangtua yang bercerai dan anak-anak mereka.

Namun dengan memiliki Post Traumatic Growth, orangtua yang bercerai akan menjadi lebih tangguh untuk move on dari kehidupan pernikahannya yang gagal menjadi orangtua yang mampu mengasuh dan merawat anak secara tepat untuk menghindari dampak psikologis yang lebih berat.

*Nico Surya Oktafiansyah, Griselda Artha Daeli, Lilly Ratanawati, Matthew Juan Toscani, Sharron Dharmawati, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Denrich Suryadi, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com