Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/02/2024, 15:04 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak hal yang bisa membuat jaket kulit retak dan mengelupas. Terutama karena kondisi udara saat menyimpan jaket kulit.

Maka, penyimpanan jaket kulit yang tepat sangat penting untuk menjaga agar jaket tidak retak dan mengelupas serta awet dipakai.

Dikutip dari laman Leather Knowledge, Kamis (14/2/2024), berikut adalah beberapa alasan mengapa jaket kulit bisa retak dan mengelupas.

Penyebab jaket kulit retak dan mengelupas

1. Dekat dengan sumber panas

Panas tidak baik untuk material kulit karena panas cepat mengeringkan kelembapan, sehingga membuatnya kurang lentur dan lebih rentan terhadap kerusakan.

Semakin kering jaket kulit, semakin besar pula kemungkinannya untuk mulai retak.

Setelah jaket mulai retak, kerusakannya akan semakin parah karena ujung-ujungnya yang longgar akan robek dan terkelupas, sehingga merusak tampilan jaket kulit.

Untuk itu, kita perlu menjauhkan jaket kulit dari sumber panas jika memungkinkan, terutama saat kita tidak memakainya.

Kita akan dapat merasakan perbedaan kulit yang sudah mulai mengering karena akan terasa lebih kasar dan keras daripada jaket kulit kita saat pertama kali membelinya.

Jika kita tidak sengaja membiarkan jaket terpapar panas (termasuk sinar matahari) dalam waktu yang lama, kita harus segera memindahkannya ke tempat yang lebih dingin dan mulai merawat kulit dengan produk yang sesuai, seperti body butter atau pelembap, untuk melembutkannya kembali.

Baca juga: 4 Cara Merawat Jaket Kulit agar Tidak Retak dan Mengelupas

2. Kotoran yang menumpuk

Kita mungkin berpikir bahwa kotoran lebih merupakan gangguan yang harus dibersihkan daripada ancaman terhadap material jaket kulit.

Tetapi, kotoran sebenarnya dapat menyebabkan jaket kulit retak dan mengelupas dengan sangat cepat.

Saat kotoran menumpuk di permukaan kulit, kotoran akan mulai meresap ke dalam bahan dan kemudian menjadi kasar saat kita bergerak.

Setiap gerakan akan menyebabkan kotoran mengikis minyak di lapisan permukaan kulit, yang pada akhirnya menyebabkan pewarna permukaan benar-benar rusak dan menunjukkan retakan yang terlihat di bagian luar bahan.

Kotoran apapun yang kita temukan harus segera dibersihkan dengan kain yang lembut dan lembap (tidak basah) untuk mencegahnya meresap ke dalam kulit.

Jika ada kotoran yang telah menembus lapisan permukaan bahan, jangan kenakan jaket tersebut karena gerakan kita akan membuatnya kusut dan membuat kotoran menjadi kasar.

Di samping itu, kita juga dapat menggunakan pembersih khusus untuk membersihkan kotoran yang terserap, meskipun kita tidak boleh terlalu kasar saat mengaplikasikannya agar jaket tidak semakin rusak.

Baca juga: Apakah Jaket Kulit Bisa Dijemur di Bawah Matahari?

Ilustrasi jaket kulit yang kotor bisa menyebabkan bahan retak dan mengelupas.Shutterstock/Mr.Music Ilustrasi jaket kulit yang kotor bisa menyebabkan bahan retak dan mengelupas.

3. Terlalu kering

Mengoleskan body butter atau pelembap yang lembut akan sangat membantu untuk menjaga jaket kulit tetap lembut dan lentur, sehingga lipatan atau lengkungan pada bahan tidak menyebabkan keretakan.

Jika kulit menjadi terlalu keras dan kaku, maka akan sangat mudah retak dan terkelupas.

Body butter atau pelembap juga bekerja untuk mengatasi hal ini dengan cara meresap ke dalam kain dan melembutkannya dari dalam ke luar.

Yang perlu dilakukan adalah mengaplikasikannya sedikit produk ke jaket kulit dan kemudian membiarkannya menyerap.

Apabila kita ingin memastikan bahwa produk pelembap yang digunakan benar-benar alami dan tidak berbahaya, pilihlah yang berbahan dasar beeswax, atau beeswax itu sendiri.

4. Cuaca dingin

Bahan kulit tidak cocok untuk cuaca dingin, jadi mengenakan jaket kulit di luar ruangan pada musim dingin dapat merusak bahannya.

Semakin kering jaket kulit karena udara dingin, semakin besar kemungkinannya untuk retak dan mengelupas.

Prosesnya mirip dengan apa yang terjadi ketika kita mengekspos bahan kulit pada panas yang terlalu tinggi, bisa mengeringkannya, membuat kulit menjadi kaku, dan juga membuatnya lebih rentan terhadap keretakan karena gesekan saat dipakai.

Terdapat sedikit sekali kelembapan di dalam kulit, dan cuaca dingin dapat mengeringkannya dengan cepat, membuat serat-seratnya rapuh dan lebih mudah bergesekan satu sama lain.

Jadi, cobalah untuk mengembalikan jaket kulit ke suhu yang sesuai sesegera mungkin untuk melemaskan bahan setelah terpapar cuaca dingin.

Baca juga: Apakah Minyak Zaitun Bisa Digunakan untuk Membersihkan Jaket Kulit?

5. Udara yang terlalu lembap

Dengan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh cuaca dingin pada kulit, kelembapan mungkin tampak seperti alternatif yang lebih baik.

Namun, terlalu banyak kelembapan di udara juga dapat menjadi penyebab keretakan dan pengelupasan jaket kulit.

Tingkat kelembapan yang ideal untuk sebagian besar produk kulit adalah 40-50 persen, karena kelembapan yang lebih tinggi dari itu akan menyebabkan kelembapan meresap dengan cepat ke dalam bahan.

Saat mengering, kelembapan akan menyatu dengan minyak di dalam kulit dan menguap bersama molekul air, sehingga mengeluarkan minyak alami kulit yang membantu mencegah keretakan.

Selain itu, kelembapan yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan pembusukan pada jaket kulit, jadi kita harus menghindarinya.

Usahakan agar jaket kulit tidak terlalu kering dan tidak terlalu lembap.

Selalu sedia body butter atau pelembap untuk membantu melumasi kembali serat-seratnya setelah minyak alami menguap.

Baca juga: 3 Cara Sederhana Membersihkan Jaket Kulit di Rumah

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com