Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/02/2024, 22:37 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

5. Kenikmatan

Anak yang bosan atau butuh hiburan juga bisa saja berupaya mencari kesenangan dan drama di hidup mereka, salah satunya dengan melakukan bullying.

Hal itu dipilih mungkin karena mereka merasa kurang diperhatikan oleh orangtuanya.

Hasilnya, perilaku bullying menjadi cara bagi mereka mendapatkan perhatian orang lain.

Selain itu, anak yang memiliki empati rendah seringkali merasakan kesenangan dengan menyakiti perasaan orang lain.

Mereka tidak hanya ingin mendapatkan perasaan berkuasa dari melakukan bullying, tetapi juga merasa hal-hal yang membuat orang lain tersiksa lucu atau seru bagi mereka.

Baca juga: 8 Tanda Atasan Kita adalah Pelaku Bullying

6. Prasangka

Tidak jarang, seorang anak menggertak teman sebayanya yang berbeda dalam beberapa hal.

Misalnya, anak yang punya alergi terhadap makanan tertentu, berkebutuhan khusus, atau memiliki ras dan agama berbeda.

Beberapa jenis prasangka ini juga seringkali menjadi akar dari perilaku bullying.

7. Tekanan pergaulan

Terkadang, seorang anak melakukan bullying hanya demi mendapatkan pengakuan di lingkungan pergaulannya, sekalipun dia harus melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma.

Seringkali, bagi anak-anak seperti ini, diakui oleh teman-teman sepergaulannya lebih penting daripada konsekuensi yang bisa mereka terima dari melakukan bullying.

Baca juga: Pelajaran soal Bullying yang Bisa Dipetik dari Kisah The Glory

Pada waktu lainnya, anak melakukan bullying sekadar agar kompak dengan teman-teman dalam kelompoknya. Kekhawatiran untuk tidak diterima atau ketakutan menjadi korban berikutnya memicu mereka untuk ikut menjadi pelaku bullying dalam kelompok.

8. Diberi kekuasaan berlebihan

Seorang anak yang diberi kekuasaan berlebihan juga rentan menjadi pelaku bullying.

Anak-anak yang selalu mendapatkan segala hal yang mereka inginkan, serta dibesarkan tanpa batasan dan aturan untuk diikuti, bisa tumbuh menjadi anak yang merasa berhak dan berkuasa, seperti dilansir dari HuffPost.

Baca juga: 7 Cara Hentikan Aksi Bullying, Beri Tahu Anak sejak Dini

Anak seperti in mungkin meyakini bahwa mereka punya hak untuk menggertak orang lain di sekolah, karena mereka toh juga menggertak orangtua di rumah dan mendapatkan apapun yang diinginkan.

@kompas.lifestyle Buat para orangtua, pasti pernah kan ngalamin anak susah minum obat waktu sakit? Rasanya pasti pusing banget tuh, gimana mau cepet sembuh coba???? Akhirnya banyak orangtua yang ngakalin buat nyampur obat pake susu. Emangnya boleh? Yuk dengerin penjelasan medisnya! #susu #anak #minumobat #parenting ? original sound - Kompas Lifestyle
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com