Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Pink Noise dan Bagaimana Bisa Membantu Kita Tidur?

Kompas.com - 18/04/2024, 12:12 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber Best Life

Keseimbangan frekuensi tinggi dan rendah juga dapat memicu respons fisiologis seperti melambatnya detak jantung dan pernapasan.

Menurut Caleb Backe, pakar tidur di Maple Holistics, "Ini adalah proses yang dikenal sebagai neural entrainment, ketika aktivitas otak kita meniru apa yang terjadi di sekitar kita dalam hal penglihatan, kebisingan, dan sentuhan."

Burkhard mengatakan ada teori yang menunjukkan bahwa pink noise memengaruhi pola gelombang otak dan "menyinkronkan gelombang otak dalam rentang gelombang delta dan theta yang lebih lambat, sehingga membantu tidur nyenyak."

Pink noise juga meningkatkan fluktuasi rentang frekuensi alfa dan delta otak, yang terkait dengan relaksasi, kata Law.

Baca juga: Polusi Suara dan Bahayanya

Tips menggunakan pink noise

Pink noise bisa menjadi alat kesehatan, jadi mengetahui cara menggunakannya dengan aman dan benar dapat memberikan keajaiban bagi pikiran dan tubuh kita. Saat menggunakan suara sekitar ini, Law dan Burkhard menyarankan hal berikut:

  • Perkenalkan itu ke rutinitas waktu tidur secara bertahap. Cobalah satu hingga dua malam per minggu menggunakan pink noise untuk waktu yang singkat.
  • Pertahankan volume pada 50 desibel ke bawah.
  • Gunakan bersama teknik relaksasi lain seperti pernapasan dalam atau meditasi.
  • Tempatkan sumber pink noise jauh dari tempat tidur dan dekat jendela, pintu, atau di seberang ruangan, karena ini membantu meminimalkan kebisingan eksternal.

Perlu diingat, jika kamu menggunakan pink noise saat tidur, penting untuk memprioritaskan praktik tidur yang baik untuk memaksimalkan efektivitasnya juga. Law menyarankan untuk memasukkan tips berikut ke dalam rutinitas istirahat:

  • Usahakan memiliki jadwal tidur/bangun yang konsisten.
  • Ciptakan lingkungan tidur yang ideal seperti suhu yang sejuk, gelap, tenang, dan lainnya.
  • Hindari/batasi alkohol, kafein, dan barang elektronik sebelum tidur. Menurut Journal of Applied Psychology, layar gadget memancarkan cahaya biru yang menekan produksi melatonin, yang merupakan hormon penting untuk tertidur.
  • Tambahkan teknik manajemen stres seperti meditasi, olahraga, dan makan camilan serta makanan sehat.

"Namun jika ternyata penggunaan pink noise tidak memberikan hasil yang diinginkan dalam menangani masalah tidur, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk menyingkirkan kondisi apa pun yang mendasarinya," kata Law. 

Baca juga: 5 Suara di Sekitar yang Paling Merusak Pendengaran

Apa kekurangan Pink Noise?

Pink noise biasanya tidak berbahaya, namun seperti hal lainnya, noise ini dapat menjadi masalah jika digunakan secara tidak benar atau berlebihan.

“Ada risiko kerusakan pendengaran jika kamu memutar pink noise terlalu keras dalam jangka waktu lama,” Burkhard memperingatkan. “Ada juga tantangan dari studi ilmiah terbatas mengenai pink noise, yang diperlukan untuk memberikan jawaban holistik dan memastikan keamanannya dalam jangka panjang.”

Burkhard juga menyarankan untuk tidak terlalu bergantung pada pink noise, karena penggunaan berlebihan dapat mengurangi efektivitasnya atau membuat kita bergantung sepenuhnya pada pink noise untuk tidur.

“Tetapi bagi kebanyakan orang, pink noise dapat memberikan cara yang aman, mudah, dan tidak membentuk kebiasaan untuk secara alami mendapatkan tidur yang berkualitas,” kata Johnson.

Baca juga: Volume Suara Musik Pengaruhi Pilihan Makanan di Restoran

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com