Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Sapi vs Kambing, Mana yang Lebih Rendah Lemak?

Kompas.com - 17/06/2024, 14:34 WIB
Devi Pattricia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Perayaan Idul Adha sangat identik dengan daging kurban dari daging sapi maupun kambing. 

Kedua daging tersebut bisa diolah menjadi berbagai menu khas Nusantara yang penuh rempah dan nikmat untuk disantap.

Akan tetapi, daging sapi dan kambing menjadi dua jenis daging yang sering dibanding-bandingkan. 

Banyak orang yang lebih senang mengkonsumsi daging sapi lantaran teksturnya tidak alot seperti daging kambing. Selain itu, masih banyak orang yang beranggapan bahwa daging kambing bisa memicu darah tinggi dan meningkatkan kolesterol.

Namun, di antara keduanya mana yang lebih rendah lemak? 

Menanggapi hal tersebut, Dokter Spesialis Gizi dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK mengungkap bahwa kandungan lemak di daging kambing lebih rendah. 

Baca juga: Mana Lebih Tinggi Kolesterol, Daging Sapi atau Kambing?

Hal ini yang membuat tekstur daging kambing cenderung lebih alot dan padat, dibandingkan daging sapi. 

Daging kambing memiliki kandungan lemak yang lebih kecil dibanding daging sapi. Makanya daging kambing itu lebih alot dibanding sapi,” kata dr. Christopher ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (16/6/2024).

Menurut dr. Christopher, jika daging sapi dan kambing dibandingkan dalam berat dan bagian tubuh yang sama, maka kandungan lemaknya masih tetap lebih rendah daging kambing. 

“Komparasi sama-sama per 100 gram antara daging kambing dan sapi di bagian yang sama. Misalnya di paha, itu tetap lemak di kambing lebih kecil dibanding sapi,” ujarnya.

Baca juga: Bagaimana Mengolah Daging Sapi Secara Sehat Saat Idul Adha?

Selain itu, dr. Christopher juga menyarankan konsumsi harian daging, baik itu daging sapi maupun kambing, sebaiknya tidak lebih dari 100 gram per hari. 

Takaran tersebut dianggap cukup untuk memenuhi asupan protein yang dibutuhkan tubuh. 

“Tapi untuk konsumsi harian sebaiknya daging sapi maupun kambing cukup dikonsumsi per 100 gram,” jelas dr. Christopher. 

Baca juga: Gemar Steak, Tahukah Berapa Kalori dalam Daging Sapi?

Ia pun turut berkomentar mengenai stigma buruk yang melekat oleh daging kambing yang dianggap berbahaya untuk kesehatan. Dr. Christopher menjelaskan bahwa faktor yang membuat daging kambing tidak sehat yaitu karena pengolahannya. 

Pengolahan daging kambing kerap kali menggunakan tambahan lemak seperti santan untuk membuatnya lebih empuk. Hal tersebut yang membuat kandungan lemak di masakan semakin tinggi, sehingga berbahaya bagi kondisi kesehatan tertentu. 

“Sebetulnya daging kambing itu yang bikin dianggap buruk itu karena proses memasaknya. Supaya enggak alot masaknya sukapakai lemak, itu yang bikin kolesterol atau darah tinggi,” tandasnya. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com