Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

"Separate Issue" dalam Film "Finding Nemo"

Kompas.com, 2 Desember 2024, 16:52 WIB

Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Dani Davidsen, Eleonora Gracia Puspa, Anggita Wijayanti, Heiskel Patuan Abram Pane, Shereen Angginie, dan Astri Angraini*

PERNAH menonton film "Finding Nemo"? Film ini memiliki sisi psikologis yang menarik lho. Hubungan antara Marlin, ayah yang sangat protektif, dan Nemo, anaknya yang ingin lepas dan mandiri, merefleksikan dinamika keluarga di kehidupan nyata.

Konsep attachment atau keterikatan memperlihatkan bagaimana pola hubungan emosional antara orangtua dan anak bisa berdampak pada perkembangan psikologis anak.

Dalam cerita ini, pola keterikatan antara Marlin dan Nemo sangat dipengaruhi trauma masa lalu dan kecemasan berlebih, membuat Marlin menjadi orangtua sangat protektif.

Melihat relevansi tema ini, penting bagi kita untuk mengulas "Finding Nemo" dari perspektif teori attachment agar orangtua dapat memahami bagaimana pola keterikatan yang overprotective dan kecemasan orangtua memengaruhi kemandirian anak.

Dengan memahami separate issue dalam film ini, kita bisa melihat tantangan yang dihadapi banyak orangtua dalam mendidik anak mereka.

Dalam "Finding Nemo", teori attachment antara orangtua dan anak menjadi tema utama yang digambarkan melalui hubungan Marlin dan Nemo. Teori ini menggambarkan ikatan emosional yang penting bagi perkembangan psikologis anak.

Dalam cerita ini, keterikatan Marlin dan Nemo terbentuk dan diuji karena trauma masa lalu Marlin.

Setelah kehilangan pasangan dan sebagian besar anak-anaknya akibat serangan predator laut, Marlin, sebagai orangtua tunggal, menjadi sangat cemas dan protektif terhadap Nemo.

Ketakutannya akan kehilangan lagi menciptakan hubungan yang erat, tetapi tidak seimbang, di mana sikap overprotective Marlin sering kali membatasi kebebasan Nemo.

Hubungan ini dieksplorasi di berbagai lokasi di laut, dari terumbu karang tempat mereka tinggal hingga laut lepas saat Marlin mencari Nemo yang diculik.

Setiap lokasi menggambarkan dinamika keterikatan dan perjuangan Marlin menghadapi bahaya demi menemukan anaknya.

Cerita ini berlanjut saat Nemo diculik, menguji ikatan emosional mereka dan memberi Marlin peluang memahami pentingnya kepercayaan dalam hubungannya dengan anaknya.

Teori attachment ini penting dalam Finding Nemo karena menggambarkan bagaimana trauma dan rasa takut kehilangan berdampak pada hubungan orangtua-anak.

Marlin mengembangkan keterikatan cemas dan overprotective, yang akhirnya memengaruhi kemandirian Nemo.

Sikap protektif Marlin adalah hasil pengalaman traumatisnya, tapi juga menghambat kemandirian Nemo.

Marlin menunjukkan keterikatan kuat melalui sikap protektif dan kecemasan ekstrem, terlihat saat ia ingin menjaga Nemo tetap aman hingga melarangnya menjelajah jauh.

Sikap ini bertentangan dengan keinginan Nemo untuk mandiri dan menunjukkan kemampuannya.

Sepanjang film, Marlin belajar memberi kepercayaan dan kebebasan yang lebih besar, sementara Nemo menghargai perhatian ayahnya sambil menemukan jati dirinya.

Fenomena ini menunjukkan pentingnya keseimbangan antara perlindungan orangtua dan kebutuhan anak untuk mandiri.

Pola asuh

Dalam film "Finding Nemo", karakter Marlin, ayah dari Nemo, menunjukkan pola asuh yang overprotective dengan melarang Nemo menjelajahi hal-hal baru.

Pendekatan ini membuat Nemo merasa tertekan hingga memberontak, berenang ke lautan lepas, dan akhirnya tertangkap oleh manusia.

Pola asuh yang ditunjukkan Marlin tersebut dapat dihubungkan dengan teori pengasuhan Baumrind (1966), yang terdiri dari tiga fokus utama dalam pengasuhan, yaitu otoritatif, otoriter, permisif.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau