Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 22 Februari 2025, 19:01 WIB
Rifky Pramadani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.comPhysical touch atau sentuhan fisik merupakan satu dari lima jenis love language. Dalam hubungan romantis, sentuhan fisik bisa menjadi cara mengekspresikan cinta.

Bentuknya bisa bermacam-macam. Mulai dari genggaman tangan, pelukan, hingga sentuhan lembut di bahu.

Orang-orang yang memiliki love language physical touch merasa amat dicintai ketika disentuh oleh pasangannya.

Lantas, seberapa penting sentuhan fisik dalam hubungan?

Baca juga: Love Language Physical Touch Tidak Berarti Aktivitas Seksual, Simak Penjelasan Ahli

Mengapa sentuhan fisik penting?

Melansir JustMind dan Psychology Today, kontak fisik dengan pasangan bisa mempererat ikatan emosional, menghadirkan perasaan aman, hingga membantu meredakan stres.

Sentuhan merupakan salah satu bentuk komunikasi non-verbal yang efektif. 

Sebuah pelukan atau genggaman tangan dapat menyampaikan cinta, dukungan, dan rasa peduli tanpa perlu berkata-kata.

Bersentuhan juga bisa menjadi cara untuk terhubung lebih dalam ketika dikombinasikan dengan obrolan, kontak mata, dan gestur tubuh.

Kontak fisik secara rutin memperkuat rasa aman dalam hubungan. Sentuhan yang penuh kasih membantu pasangan merasa lebih nyaman dan menciptakan kedekatan yang lebih intim.

Di samping itu ada perasaan rileks dan tenang yang hadir ketika melakukan interaksi secara fisik. Ini merupakan buah dari perasaan positif yang muncul dari sentuhan.

“Sebagai contoh, ketika seseorang merasa sedih, ada pundak untuk bersandar lebih menenangkan ketimbang kata-kata,” tulis Kelly Edwards, terapis pernikahan dan keluarga.

Baca juga: Bahasa Cinta Physical Touch Cocok dengan Quality Time, Ini Tandanya...

Ada hormon oksitosin yang berperan penting dalam proses emosional. Hormon ini sering disebut juga sebagai hormon cinta.

Pelepasan hormon oksitosin ini memfasilitasi komunikasi di antara otak dan tubuh. Artinya, kontak fisik yang positif akan membuat hormon oksitosin menghadirkan efek bahagia, meredakan stres, perasaan tenang, dan terutama kedekatan emosional.

Hormon ini juga yang membuat seorang ibu dan bayi merasa dekat antara satu sama lain. Sentuhan dari ibu merupakan bentuk kasih sayang pertama yang dirasakan manusia. Ia ikut tumbuh sebagai kebiasaan selama hidup.

Tidak heran jika kemudian di saat dewasa, seseorang bisa merasa dekat dengan lainnya melalui kontak fisik.

Melansir Kinsey Institute, pasangan yang saling menyentuh secara umum lebih bahagia. Bentuk sentuhannya juga beragam, mulai dari sentuhan sederhana, hingga aktivitas fisik yang lebih intim lainnya.

Dalam pengertian hubungan romantis, ini menjadi cara untuk membangun kedekatan dengan pasangan. 

Baca juga: 8 Cara Sopan Menunjukkan Cinta dengan Physical Touch

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau