KOMPAS.com - Dr. Linda Lukitari Waseso, Ketua Bidang Unit Donor Darah PMI Pusat, mengimbau masyarakat untuk aktif mendonorkan darah.
Pasalnya, selama libur Lebaran, stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) menipis karena tidak banyak orang mendonorkan darahnya.
“Ya, PMI mengimbau masyarakat untuk melakukan donor darah sebelum dan sesudah libur Lebaran,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (5/4/2025).
Baca juga: Manfaat Donor Darah untuk Kesehatan, Turunkan Risiko Penyakit Jantung
Masalahnya, hingga kini masih banyak masyarakat yang meyakini berbagai mitos terkait donor darah.
Banyaknya miskonsepsi tentang donor darah, membuat masyarakat ragu untuk mendonorkan darah.
Berikut tiga mitos tentang donor darah yang masih sering dipercaya
Banyak orang beranggapan bahwa donor darah dapat membuat tubuh gemuk atau kurus.
Padahal, donor darah tidak berpengaruh langsung terhadap berat badan seseorang.
Perubahan berat badan lebih banyak dipengaruhi oleh pola makan dan gaya hidup.
“Tidak memengaruhi berat badan secara langsung,” kata Linda.
Sebagian orang juga menganggap donor darah dapat membuat orang ketagihan selayaknya narkoba.
Faktanya, anggapan ini tidak benar. Donor darah tidak menimbulkan ketergantungan fisik.
Linda menjelaskan bahwa tidak ada zat adiktif yang terkandung, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
“Tidak ada zat adiktif. Donor yang rutin hanya merasa puas karena membantu sesama,” jelasnya.
Baca juga: 4 Cara Daftar Donor Darah di Palang Merah Indonesia
Ada juga anggapan bahwa wanita tidak diperbolehkan untuk mendonor darah.
Padahal, anggapan ini keliru. Wanita tetap bisa menjadi pendonor darah, asalkan memenuhi syarat kesehatan yang telah ditentukan oleh PMI.
“Wanita boleh donor asal memenuhi syarat kesehatan,” kata Linda.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang