“Jadi pastikan tahu dulu kita tujuannya apa, kita mau lari apa, kita jenis lari yang mana, jadi bisa dapet sesuai,” jelasnya.
Jika orang yang lebih suka lari santai membeli sepatu karbon, kemungkinan besar orang itu akan cedera karena tidak sesuai dengan kebutuhannnya. Begitu juga dengan sebaliknya.
Oleh karena itu, pastikan jika sepatu lari yang dipilih sesuai dengan jenis trek lari.
“Jangan sampai kita lari cuma kayak jogging biasa, paling jauh 5K, tapi kita pakai sepatu karbon. Itu malah nanti cedera,” ujarnya.
Baca juga: Berbahaya untuk Kesehatan, Jangan FOMO Ikut Maraton jika Jarang Olahraga Lari!
Setelah memastikan jenis kaki dan trek lari, Rinda menyarankan untuk memilih sepatu lari dengan model yang sesuai dengan selera pengguna.
Tidak dapat dimungkiri, pengguna ingin memiliki sepatu lari dengan model yang bagus dan bergaya.
“Baru terakhir model deh, silakan,” kata Rinda.
Saat ini, banyak merek sepatu yang menyediakan sepatu lari dengan beragam model dan warna.
Pengguna bisa memilih sepatu sesuai dengan selera masing-masing, asalkan tetap memenuhi kedua kriteria yang telah disebutkan sebelumnya.
“Sukanya yang warna-warni atau suka yang warna biasa aja, itu tuh balik lagi ke selera,” ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang