JAKARTA, KOMPAS.com – Vaksin HPV (Human Papillomavirus) kerap dianggap hanya diberikan untuk perempuan sebelum menikah, padahal vaksin HPV juga penting untuk ibu setelah melahirkan dan ibu menyusui guna mencegah risiko kanker serviks.
Ketua Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI-, Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG(K) menjelaskan, masa setelah persalinan merupakan salah satu waktu yang efektif untuk pemberian vaksin HPV.
Baca juga:
“Mendapatkan vaksin HPV setelah melahirkan juga direkomendasikan. Sebab, pasca melahirkan kondisi tubuh kembali normal dan dokter bisa memberikan rekomendasi ke pasien untuk vaksin,” ujar Fitriyadi dalam konferensi pers Rekomendasi Vaksinasi HPV bagi Wanita Pra-Nikah dan Pasca Persalinan di Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2025).
Pada periode ini, dokter memiliki peluang untuk memberikan rekomendasi pencegahan kanker serviks, termasuk melalui vaksinasi.
Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan Indonesia berkomitmen mengeliminasi kanker leher rahim atau kanker serviks di Indonesia pada tahun 2030 dengan melaksanakan skrining HPV dan vaksin HPV.
Dilaporkan Kompas.com, Kamis (24/4/2025), masyarakat yang lahir tahun 1999 ke atas berhak memperoleh vaksin HPV gratis dari pemerintah.
Sementara itu, masyarakat yang lahir sebelum tahun 1999 dapat melakukan skrining atau deteksi dini kanker serviks.
(Kiri ke kanan) Ketua Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG(K), Ketua Umum POGI, Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG(K), dan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Dr. dr. Tofan Widya Utami, Sp.OG (K) dalam konferensi pers bertajuk Rekomendasi Vaksinasi HPV bagi Wanita Pra-Nikah dan Pasca Persalinan di Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2025).Fitriyadi mengatakan, vaksinasi HPV tidak membahayakan ibu menyusui dan bayinya.
Vaksin ini tetap aman diberikan selama masa menyusui, asalkan sistem kekebalan tubuh ibu telah kembali normal.
“Vaksinasi HPV aman untuk diberikan selama menyusui. Diharapkan, reaksi imun sudah kembali normal setelah tiga-empat bulan melahirkan,” katanya.
Dalam praktiknya, pemberian vaksin biasanya dilakukan setelah ibu menjalani pemeriksaan kontrol pasca-persalinan.
Dengan begitu, dokter dapat menilai kesiapan tubuh pasien dalam menerima vaksin secara optimal.
Baca juga:
View this post on Instagram