Penulis
"Aku harus sehat secara emosional kalau mau anakku tumbuh dengan baik," katanya.
Ia mulai memberikan waktu untuk diri sendiri meski hanya beberapa menit sehari. Dengan cara itu, ia bisa berpikir lebih jernih dan mengelola tekanan hidup lebih baik.
Baca juga: Cerita Ira sebagai Ibu Bekerja dan Membesarkan Anak ADHD, Belajar Merayakan Progres Kecil
Sebagai ibu tunggal, Rosita juga pernah menghadapi komentar dan penilaian dari lingkungan sekitar.
Ada masa ketika ia merasa dirinya tidak cukup baik hanya karena status atau caranya mengasuh anak.
Namun, ia perlahan belajar untuk menarik diri dari lingkungan yang membuat mentalnya terkikis.
"Keluar dari lingkungan yang penuh emosi negatif itu perlu," ujarnya tegas.
Keputusan itu membantunya menjaga ketenangan batin, sehingga ia bisa lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting: kesehatan emosional dirinya dan anaknya.
Tanpa support system, Rosita memahami bahwa kekuatan terbesar datang dari dirinya sendiri.
Meski sering diliputi kata capek, ia menyadari bahwa setiap hari adalah bukti bahwa ia berhasil bertahan.
"Baru saja aku termenung, ternyata sudah sampai sejauh ini," ujarnya.
Ia belajar memberi apresiasi kepada diri sendiri, sesuatu yang sering dilupakan para ibu karena terbiasa merawat orang lain terlebih dahulu.
"Terima kasih kepada diriku sendiri yang selalu berusaha membuat semuanya terlihat baik-baik saja," imbuhnya.
Baca juga: Cerita Kartika Hadapi Tekanan Jadi Ibu Sempurna dari Mamanya Sendiri
Bagi ibu lain yang sedang merasa sendirian dalam perjuangan, Rosita ingin mengingatkan bahwa tidak apa-apa merasa lelah dan tidak apa-apa merasa belum cukup.
Perjalanan setiap ibu berbeda, dan tidak ada yang perlu dibandingkan.
"Percayalah, kamu tidak benar-benar berjuang sendirian," ungkapnya.
Meski tanpa support system, Rosita membuktikan bahwa kekuatan seorang ibu dapat tumbuh dari hal-hal kecil: keberanian untuk bertahan, keinginan untuk belajar, dan ketulusan untuk mencintai anaknya sepenuh hati.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang