Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
Pada fase ini, kebutuhan psikologis yang paling penting adalah menumbuhkan perasaan mampu.
Baca juga: 3 Ancaman Digital yang Paling Mengintai Anak dan Perempuan
Perasaan “saya bisa” ini perlu distimulasi melalui aktivitas bersama, terutama dengan teman sebaya. Jika tidak, anak justru berisiko berkembang dengan perasaan sebaliknya atau inferior.
“Kalau enggak distimulasi itu, maka muncul perasaan inferior. Saya enggak mampu, saya enggak bisa,” lanjutnya.
Perasaan mampu inilah yang kemudian membentuk kompetensi diri. Dari kompetensi tersebut, anak belajar membangun kemandirian, tanggung jawab, dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Australia Resmi Larang Anak di Bawah 16 Tahun Pakai Medsos, Ini 7 Dampak Positifnya
Ayank juga menyoroti bahwa imajinasi anak usia 5-12 tahun berkembang pesat dan perlu difasilitasi secara tepat.
“Di usia ini imajinasinya sudah mulai berkembang, maka mainnya perlu explore dengan lebih banyak lagi,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kebutuhan bermain di usia ini sangat berbeda dengan masa toddler.
“Waktu toddler kan fungsinya sensor motorik, foundation banget. Di usia ini levelnya langsung lebih tinggi,” kata Ayank.
Di tahap ini, bermain berkaitan dengan pemahaman intelektual, proses aktualisasi diri, hingga kesiapan anak untuk hidup bermasyarakat.
“Karena nanti pemahaman intelektual, kemudian self aktualisasi, lalu juga terkait dengan kesiapan dia bermasyarakat,” tutupnya.
Baca juga: 6 Keuntungan Menitipkan Anak di Daycare, Tertarik?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang