Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenalilah, 5 Kebiasaan Baik untuk Turunkan Berat Badan

Kompas.com - 02/03/2019, 11:00 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Forbes

KOMPAS.com - Tanpa terasa, kita sudah memasuki minggu pertama di bulan Maret tahun 2019.

Artinya, sudah lebih dari dua bulan tahun baru kita tapaki. Nah, hingga sejauh ini, seberapa berhasil kita menunaikan resolusi tahun baru?

Salah satunya pasti ada resolusi soal hidup sehat, dan menurunkan berat badan. Apakah kamu salah satu di antara orang yang memasang resolusi itu di awal tahun?

Sebuah pemberitaan di Amerika Serikat menyebutkan, hingga pertengahan bulan Februari saja, sudah sekitar 80 persen dari resolusi tahun baru yang berantakan.

Baca juga: Melihat Sederet Pesohor yang Sukses Turunkan Berat Badan...

Kendati demikian, sebenarnya kondisi semacam itu masih bisa "diselamatkan", dengan kembali membangkitkan motivasi lagi. Bukan begitu?

Nah, terkait soal hidup sehat dan kenaikan berat badan, bagi kamu yang ingin mendapatkan motivasi baru, berikut ini ada lima kebiasaan yang bisa dilakukan demi mencapai harapan tadi.

Pandangan itu diungkapkan Eudene Harry, Direktur Medis di Oasis Wellness and Rejuvenation Center.

Tokoh yang juga dikenal sebagai penulis buku Be Iconic ini -seperti dirilis laman Forbes, memaparkan kebiasaan yang baik untuk memangkas berat badan. 

1. Diet puasa (intermittent fasting)

Di Indonesia, beberapa tahun lalu gaya diet ini pernah amat terkenal.

Selebritas Tanah Air, Deddy Corbuzier gencar memperkenalkan diet semacam ini, dan bahkan dia menulis buku serta memberinya nama Obsessive Corbuzier's Diet (OCD).

Pada artikel ini, Harry menjelaskan, idealnya periode puasa yang harus dijalani adalah selama 14-16 jam.

Berdasarkan hasil dari sejumlah penelitian, salah satu bentuk diet puasa yang sangat berguna adalah “makan dalam periode waktu yang terbatas".

Baca juga: 3 Kelompok Orang yang Boleh Mencoba Diet Puasa

Dalam pola ini, kita hanya makan dalam waktu delapan jam -misalnya, mulai jam delapan pagi hingga pukul 18.00. Seiring waktu "jendela makan" ini akan semakin sempit.

Selanjutnya, di malam hari hingga pagi di hari berikutnya menjadi periode puasa bagi si pelaku diet.

Selain menurunkan berat badan, kebiasaan ini disebut bisa menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit kritis, namun sayangnya belum tentu cocok untuk setiap orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com