Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dinda Lisna Amilia
Dosen

Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya.

Perempuan Milenial, Kontributif atau Skeptis?

Kompas.com, 8 Maret 2019, 18:06 WIB

Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM hal partisipasi, perempuan Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan progres signifikan, khususnya dalam bidang pendidikan dan sektor profesional.

Dalam Sensus Nasional 2015, capaian tingkat pendidikan perempuan Indonesia meningkat. Total capaian pendidikan di pedesaan dan perkotaan mencapai 7,92 persen. Jika dirinci, untuk perempuan perkotaan sebesar 11,80 persen dan perempuan pedesaan mencapai 3,86 persen (Badan Pusat Statistik, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035).

Kendati persentase capaian perempuan pedesaan tergolong kecil, tetapi peningkatan yang ditunjukkan data capaian perempuan pada pendidikan tinggi di pedesaan dari 2009 sampai 2015 terbilang stabil, terus meningkat walau hanya dalam kisaran sekitar 0,15 persen.

Adapun di perkotaan, jumlah partisipasi capaian pendidikan antara perempuan dan laki-laki tidak terpaut jauh. Sejak 2009 hingga 2015, selisih paling tinggi hanya 1,4 persen yang terjadi pada 2010. Ini membuktikan kesetaraan di bidang pendidikan antara laki-laki dan perempuan hampir terjadi di kota-kota besar di Indonesia.

Kabar baik lainnya, data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan terus meningkat. Pada tahun 1980 sebesar 32,43 persen, tahun 1990 sebesar 38,79 persen, dan TPAK perempuan tahun 2014 sudah menjadi 50,22 persen.

Ada lagi survei dari lembaga konsultan Amerika Serikat, Grant Thornton, (2016) menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-6 di dunia dalam jumlah perempuan yang menjabat sebagai manajer senior dengan presentase 36 persen. Peringkat pertama diduduki oleh Rusia (45 persen), kedua Filipina (39 persen), Lithuania (39 persen), Estonia (37 persen), dan kelima Thailand (37 persen).

Perempuan sebagai subyek pembangunan

Fenomena kenaikan partisipasi perempuan dalam dunia pendidikan dan dunia pekerjaan sangat menarik bila dikaitkan dengan bonus demografi yang akan dialami Indonesia.

Selama tahun bonus demografi, yang puncaknya diprediksi pada 2030, penduduk kelompok usia ketergantungan akan berada pada persentase rendah sehingga perekonomian Indonesia berpotensi berkembang lebih cepat.

Asumsinya, kenaikan angka partisipasi perempuan dalam pendidikan tinggi bisa mendukung fenomena bonus demografi yang terjadi di Indonesia.

Dengan catatan, partisipasi perempuan yang merupakan bagian dari generasi milenial (lahir awal 1980-an sampai awal 1990-an) dalam lingkup dunia professional memang nyata. Sebab, tidak semua perempuan punya peran nyata di dunia profesional.

Sayangnya juga, tidak semua perempuan dengan pendidikan tinggi memanfaatkan ilmunya untuk berkontribusi di dunia profesional. Sebab, perempuan adalah mahluk yang lebih kompleks dibandingkan laki-laki.

Perempuan, bila memutuskan untuk menjajaki dunia profesional, disadari atau tidak mereka menanggung beban ganda, yaitu tanggung jawab pada ranah domestik dan pekerjaannya.

Dalam konteks potensi tingkat pendidikan perempuan dalam menyambut bonus demografi, yang kita butuhkan adalah peran semua orang, baik laki-laki atau perempuan dalam bidang pembangunan. Peran yang dimaksud di sini adalah peran nyata, seperti bekerja atau volunteering.

Baij Nath Singh dalam Economics of Women Education and Empowerement (2011;214) menekankan upaya melakukan pemberdayaan manusia melalui perempuan bisa merangkul prinsip seperti "Perempuan harus dianggap sebagai agen dan penerima manfaat dari perubahan. Investasi dalam kemampuan perempuan dan memberdayakannya adalah cara yang paling pasti untuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan atas semua pembangunan".

Dengan kata lain, perempuan milenial diharapkan bisa menjadi subyek (agen perubahan) dalam pembangunan nasional. Bukan hanya obyek yang merasakan manfaatnya saja.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau