Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hobi Konsumsi Makanan Kaleng? Waspadai Bahayanya

Kompas.com - 14/04/2020, 15:33 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Makanan kaleng sering menjadi pilihan karena tahan lama, mudah disimpan, mudah diolah, serta bisa dipadukan dalam berbagai sajian makanan.

Namun tak sedikit pula yang meyakini bahwa makanan ini tidak baik bagi kesehatan dan mesti dihindari.

Beberapa fakta berikut mungkin bisa membantu Anda dalam menentukan pilihan soal makanan kaleng.

Apa itu makanan kaleng?

Makanan kaleng adalah makanan yang diawetkan dengan metode memasukkan dan menyimpan bahan pangan dalam wadah yang terbuat dari kaleng kedap udara.

Metode preservasi makanan ini dikembangkan pada akhir abad ke-18. Tujuannya adalah mengawetkan bahan makanan bagi para tentara atau pelaut di medan perang.

Seperti apa proses pengawetan untuk makanan kaleng?

Pada dasarnya, ada tiga langkah yang dilakukan dalam proses pengalengan makanan. Mari simak penjelasan di bawah ini:

  • Bahan pangan diproses terlebih dahulu. Misalnya, mengupas kulit, membuang biji, dan memotong buah, membuang duri pada daging ikan, serta memotong-motong atau menggiling daging merah. Bahan makanan ini juga bisa dibumbui dan dimasak dulu, seperti ikan sarden.
  • Bahan makanan yang sudah diproses akan dimasukkan ke dalam kaleng dan disegel agar kedap udara.
  • Kaleng lalu dipanaskan untuk membunuh bakteri yang terdapat dalam bahan makanan. Dengan ini, pembusukan makanan bisa dicegah.

Melalui proses pengalengan tersebut, produk makanan tahan disimpan selama satu hingga lima tahun, dan tetap aman dikonsumsi.

Beberapa jenis bahan pangan yang sering dijadikan makanan kaleng meliputi buah, sayur, kacang-kacangan, daging, dan ikan.

Kandungan nutrisi dalam makanan kaleng

Banyak orang yang meyakini bahwa kandungan nutrisi makanan kaleng lebih rendah dibanding makanan segar atau makanan beku. Benarkah?

Beberapa penelitian menemukan bahwa hal tersebut tidaklah selalu benar. Beberapa jenis nutrisi tetap terawetkan dengan baik di dalam makanan kaleng.

Jenis nutrisi makro tidak terpengaruh oleh proses pengawetan makanan kaleng. Misalnya, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Demikian pula dengan mineral dan jenis vitamin yang larut dalam lemak, seperi vitamin A, D,E, serta K.

Bahkan sejumlah jenis makanan kaleng malah mengandung nutrisi lebih tinggi. Misalnya, jagung dan tomat. Bahan-bahan makanan tersebut mengeluarkan lebih banyak antioksidan saat proses pemanasan.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com