Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2020, 09:22 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Osteoarthritis lutut atau awam sering menyebutnya rematik termasuk penyakit yang banyak diderita. Penyakit dengan gejala nyeri dan kaku pada lutut ini dipicu oleh penggunaan lutut terlalu sering.

Pekerjaan yang mengharuskan kita sering berlutut, jongkok, berdiri, mengangkat dan naik tangga, paling membebani lutut.

Berdasarkan tinjauan terhadap 71 studi yang melibatkan hampir satu juta pekerja, ternyata bidang pekerjaan yang paling beresiko mengalami osteoarthritis lutut adalah pertanian, konstruksi, pertambangan, pekerjaan jasa membersihkan rumah.

Tinjauan yang dilakukan tim dari Universitas Sidney, Australia dan Universitas Oxford dan Southampton, Inggris, itu menemukan:

- Tukang kayu, tukang batu, dan pemasang lantai, beresiko tiga kali lebih besar mengalami osteoarthritis lutut dibanding pekerjaan yang lebih banyak duduk.
- Pekerja pertanian juga 64 persen beresiko mengalami kondisi ini, sedikit lebih tinggi dibanding pekerja dibidang konstruksi.
- Pekerja pembersih rumah (housekeeping) juga memiliki risiko besar.

Baca juga: Pengobatan Terkini Atasi Nyeri Lutut karena Pengapuran

“Osteoarthritis lutut adalah penyebab utama kehilangan kemampuan kerja di seluruh dunia. Dalam kasus yang berat penyakit ini membutuhkan operasi penggantian tempurung lutut, karenanya pencegahan sangat penting,” kata ketua peneliti Dr.David Hunter.

Osteoarthritis terjadi tulang rawan yang memberi bantalan menjadi aus sehingga terjadi kontak antar-tulang. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit dan sensasi kaku, sehingga penderitanya tidak dapat bergerak bebas.

Masalah utamanya adalah tulang rawan tidak bisa ditumbuhkan ulang. Karenanya pencegahan adalah hal yang sangat penting, misalnya dengan mencegah agar tidak kegemukan serta melakukan latihan olahraga untuk meningkatkan fleksibilitas seperti yoga.

Penyakit osteoarthritis juga dapat dipicu oleh kecelakaan, namun penyebab utamanya belum diketahui.

“Ada faktor penyebab yang bersifat genetik, tapi juga karena kebiasaan. Penyakit ini sangat sering ditemui,” kata dokter bedah orthopedic, Dr.Jeffrey Schildhorn.

Penyakit ini akan memburuk seiring dengan usia, sehingga di negara-negara maju permintaan operasi penggantian lutut meningkat pesat karena warga negaranya berumur lebih panjang.

Terapi utama pada kondisi ini adalah obat-obatan pereda nyeri dan fisioterapi. Sementara operasi adalah pilihan terakhir.

Baca juga: Berbahayakah Nyeri Lutut Ketika Bersepeda?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com