Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Selalu Pakai Gawai Saat Pandemi, Bagaimana Orangtua Bijak Bersikap

Kompas.com, 21 Juli 2020, 15:18 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat orang di seluruh dunia semakin lekat dengan gawai, termasuk anak-anak. Bagaimana orangtua bersikap agar anak bisa memanfaatkan teknologi digital dengan aman dan bertanggung jawab?

Pendiri dan CEO Family Online Safety Institute (FOSI), Stephen Balkam, mengatakan sangat penting untuk menggunakan pendekatan dari banyak sisi dalam hal keamanan online dan tantangan yang dihadapi anak ketika menggunakan gawai.

“Sekarang anak memakai gawai untuk sekolah, menghubungi teman, dan mencari hiburan,” kata Balkam.

Orangtua perlu lebih berperan mendampingi dan melindungi, terlebih ketika berinteraksi dengan konten online.

“Perhatikan keamanan identitas dan data pribadi mereka,” kata Koordinator Program ICT Watch, Indriyatno Banyumurti dalam workshop “Pengasuhan Digital dalam Adaptasi Kebiasaan Baru” yang digelar secara virtual (20/7).

Baca juga: 7 Strategi Dampingi Anak Gunakan Gadget agar Tidak Kecanduan

Pendiri komunitas Parenttalk.id, Nucha Bachri mengatakan, walau selama pandemi ini banyak orangtua yang bekerja dari rumah, tetapi mereka tetap sibuk sehingga perhatian ke anak tidak maksimal.

“Masalahnya screen time anak meningkat, orangtua sibuk WFH, dan durasi penggunaan gawai anak tidak terkontrol,” kata Nucha dalam acara yang sama.

Pengasuhan digital

Peran orangtua di era kebiasaan baru ini adalah dengan menerapkan pengasuhan digital.

Balkam mengungkapkan pengasuhan digital bisa dimulai dengan orangtua mengedukasi diri sendiri akan teknologi digital.

Cari tahu hal-hal yang belum dipahami, bahkan bila perlu mencoba aplikasi, games, dan masuk ke beberapa situs yang disukai anak.

Orangtua juga perlu membuat aturan tentang penggunaan gawai dan internet, serta memberi konsekuensi jika aturan itu dilanggar anak.

“Buka dialog dengan anak, ngobrol tentang apa yang sedang anak lakukan. Sesekali coba masuk ke dunia maya bersama anak dan saling berbagi pengalaman online,” katanya.

Baca juga: Cegah Gangguan Mata Balita akibat Terlalu Lama Pakai Gawai

Menurut Balkam, yang terpenting adalah orangtua menjadi contoh yang baik. Misalnya saja dengan membuat pembatasan durasi pemakaian gawai. 

“Kalau orangtua selalu melihat ponsel, maka anak akan meniru. Jika perlu memakai gawai jelaskan kenapa kita pakai gawai, misalnya sedang mencari resep untuk makan malam,” katanya.

Dalam hal mencari hiburan, orangtua bisa memanfaatkan fitur kontrol orangtua yang tersedia, misalnya di Youtube atau layanan streaming Netflix.

Nucha mengatakan, fitur kontrol orangtua sangat membantu, apalagi ada yang dilengkapi dengan durasi waktunya sehingga anak tidak berlama-lama memakai gawai.

Walau begitu, orangtua juga perlu meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas bersama dan mematikan gawai.

“Anak tetap butuh kontak mata dan perhatian dari orangtua. Apalagi untuk anak usia balita yang butuh permainan untuk merangsang motorik dan sensoriknya,” katanya.

Baca juga: Netflix Perbarui Fitur Kontrol Orangtua

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau